RUMAH BATU: Salah satu cagar budaya Jambi, peninggalan
Pangeran Wiro Kusumo. Meski sebagai benda bersejarah, rumah ini terlihat rusak
dan tidak terawat.
Mengenal Sosok Pejuang Sekaligus Ulama Jambi yang Terlupakan
Obyek Wisata Rumah Batu dan Makam Pangeran Wiro Kusumo dan juga
peninggalan Masjid Al-ihsaniyah menjadi daya tarik wisata religi di di Desa
Seberang Kota Jambi. Ini juga sebagai daya tarik untuk wisatawan luar maupun
wisatawan yang konekting dengan Jembatan Pedistrian Kota Jambi dan Menara
Gentala Arasy.
R MANIHURUK, Jambi
Terkait hal tersebut, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kota Jambi saat ini sedang mewacanakan Desa Seberang Kota Jambi sebagai lokasi
wisata budaya dan religi. Mengetahui hal tersebut, masyarakat setempat
mengapresiasi dan menyambut baik hal tersebut. Masyarakat berharap, hal
tersebut agar segera terealisasi.
“Kami sangat senang dan menyambut baik, apabila Desa
Seberang ini dijadikan sebagai wisata religi. Dan kami mengharapkan, kalau bisa
wacana itu bisa terealisasi sesegera mungkin,” ujar Mahfus, warga Seberang Kota
Jambi.
Kegiatan haul yang rutin diadakan tersebut, dianggap mampu
menjadi penunjang pemerintah dalam menyelesaikan program tersebut. “Kegiatan
haul ini merupakan sebuah kegiatan pendukung ataupun pembuktian, bahwa kawasan
Seberang Kota Jambi memang seharusnya, dijadikan sebagai kawasan religi. Karena
memang, pusat penyebaran agama Islam di Jambi. Terbukti, adanya empat pesantren
tertua peninggalan para kesulthanan Jambi terdahulu masih ada. Contohnya rumah
nasional, bisa sesegera mungkin datang berkunjung ke Jambi,” tambah Azwan.
Peninggalan yang telah diwariskan oleh Pangeran Wiro Kusumo
tersebut, menjadi sebuah potensi besar yang dimiliki masyarakat Jambi. Jika
dikembangkan, ini bias menjadi aset yang akan mengembangkan Desa Seberang
sebagai lokasi wisata religi.
Situs peninggalan kesulthanan Jambi ini, merupakan sebuah
potensi yang dimiliki oleh Kota Jambi. Dan hal ini juga merupakan sebuah
keharusan dari Pemerintah Provinsi dan Kota Jambi, untuk memberikan sebuah
bentuk perhatian yang lebih dalam mempertahankan nilai-nilai sejarahnya. Dan
soal kegiatan haul ini, memang seharusnya dilestarikan. Karena ini merupakan
sebuah wujud penghargaan bagi pejuang dan ulama, yang menyebarkan agama Islam
di Jambi.
Cagar Budaya Jambi
Dikatakan Abu, bahwa Makam Pangeran Wiro Kusumo dan Rumah
Batu di Desa Seberang Kota Jambi tersebut, telah mendapatkan penghargaan dari
pemerintah pusat. Penghargaan tersebut berupa pengakuan bahwa lokasi tersebut
sebagai cagar budaya Jambi.
Makam dan Rumah Batu telah dijadikan sebagai cagar budaya,
yang bernilai sejarah perjuangan rakyat Jambi. Hal tersebut dipimpin oleh
Pangeran Wiro Kusumo, yang juga merupakan seorang ulama yang menyebarkan agama
Islam.
Guna merealisasikan Desa Seberang sebagai lokasi wisata
religi dan budaya, hal yang harus dilakukan adalah dengan bekerjasama baik pemerintah
maupun masyarakat, untuk menjaga peninggalan-peninggalan situs bersejarah yang
ada. Karena, hal tersebutlah yang akan menjadi daya tarik serta penunjang
program wisata religi tersebut.
Beberapa waktu lalu Rumah Batu telah dijadikan sebagai cagar
Budaya. Hal ini saya kira penting untuk segera dilakukan. Karena kondisi Rumah
Batu yang bekas istana kesulthanan itu telah rapuh dimakan zaman. Dan tidak
terawat dan ini perlu ditindaklanjuti kembali.
Namanya Pangeran Wiro Kusumo. Barangkali nama ini masih
asing didengar oleh sebagian besar masyarakat Jambi. Padahal, Pangeran ini
adalah salah satu pejuang sekaligus ulama Jambi, yang pernah berjuang melawan
penjajah pada masa kesulthanan.
Masyarakat Desa Seberang Kota Jambi, tepatnya di Kelurahan
Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi, pernah menggelar kegiatan yang
sangat mulia, yakni peringatan kegiatan Haul Al-‘Arif Billah Al-Habib Idrus Bin
Hasan Al-Jufri, yang bergelar Pangeran Wiro Kusumo yang ke 112 pada tanggal 25
Januari 2014 lalu. Kegiatan tersebut dilaksanakan di masjid Al-Iihsaniyah yang
juga merupakan masjid peninggalan Pangeran Wiro Kusumo. Hal ini disampaikan
Ismail Abdullah, tokoh ulama Jambi.
Shohibul Haul Al-Habib Idrus bin Hasan Al-Jufri,
memperingati Haul Pangeran Wiro Kusumo di masjid Al-Ihsaniyah kelurahan Olak
Kemang Kecamatan Danau Teluk.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan berbagai latar belakang.
Diantaranya, Pangeran Wiro Kusomo dikenal sebagai seorang tokoh ulama, pahlawan
dan pejuang sekaligus juga seorang ulama di kesultanan Jambi pada masa itu.
“Kegiatan ini memiliki landasan yaitu Sabda Nabi Muhammad
SAW yang mengatakan muliakanlah para
ulama. Karena sesungguhnya, mereka adalah orang-orang terpilih lagi dimuliakan
disisi Allah SWT. Selain itu, ia juga merupakan seorang ulama yang sangat
berjasa dalam perjuangan Jambi,” ungkap Ismail.
Pangeran Wiro Kusumo dikenal sebagai sosok tangguh, yang
ketokohanya cukup dikagumi oleh semua kalangan masyarakat pada umumnya. Ismail
juga mengatakan, bahwa dengan demikian sudah sepantasnya kita sebagai penerus
untuk memuliakan sosok pangeran tersebut.
Ia mengatakan, Pangeraan Wiro Kusumo merupakan salah satu
tokoh ulama yang wafatnya pada tanggal 13 Syawal 1435 Hijriah, tepatnya pada 23
Januari 1924 Masehi. “Beliau wafat pada tanggal 13 Syawal 1435 Hijirah dan
tahun masehinya 23 Januari 1902,” ungkapnya.
Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan dalam
meningkatkan transformasi keilmuan agama, wawasan dan keislaman. Serta
memberikan pendidikan moral dan etika bagi generasi muda. Selanjutnya, untuk
meningkatkan dan menumbuhkan rasa cinta terhadap pejuang sekaligus ulama Jambi.
“Diadakan kegiatan seperti ini, tujuannya tidak lain untuk
menciptakan suasana keislaman, kekeluaragaan, menumbuhkan rasa cinta kepada
para ulama. Selanjutnya, untuk meningkatkan transformasi keilmuan, wawasan
keislaman serta memberikan pendidikan moral dan etika kepada generasi muda,”
ujarnya.
Masjid Al-Ihsaniyah
Dikatakan Ismail, bahwa Masjid Al-Ihsaniyah merupakan masjid
peninggalan dari Pangeran Wiro Kusumo. Dulunya, masjid tersebut adalah sebuah
mushola yang didirikan oleh pangeran tersebut. Tujuan awal didirikan masjid
tersebut tidak lain, sebagai sarana mempertebal iman serta membentengi diri
dari pengaruh penjajah.
“Tujuan dibangun oleh Pangeran Wiro Kusumo, tidak lain agar
masyarakat Jambi mendapatkan wadah untuk mempertebal iman. Agar tidak
terpengaruh oleh kaum-kaum imperialis ataupun penjajaah saat itu,” ujarnya.
Menurut Mahfus, Warga Setempat, selain dijadikan sebagai
sarana beribadah, Masjid Al-Ihsaniyah juga dimanfaatkan sebagai lokasi untuk
mempelajari ilmu bela diri. Selanjutnya, juga digunakan sebagai wadah dalam
menyusun strategi dalam melawan penjajah.
“Masjid ini dulu hanya surau kecil. Dengar-dengar, tempat
ini juga selain dijadikan sebagai tempat shalat, tetapi juga digunakan untuk
mengajarkan bela diri dan strategi perang, pada saat melawan penjajah,”
ungkapnya.
Rumah Batu
Bukan hanya masjid yang dapat dilihat peninggalan dari
Pangeran Wiro Kusumo. Namun peninggalan lainnya juga berupa Rumah Batu yang
terletak di kawasan Seberang Kota Jambi. Rumah batu ini, menurut Mahfus,
merupakan kediaman dari Pangeran Wiro Kusumo. Dulu, rumah tersebut dijadikan
sebagai lokasi berkumpulnya para pejuang dan petinggi kesultanana Jambi.
“Rumah kediaman beliau, yang dikenal oleh masyarakat Jambi
adalah Rumah Batu atau rumah Pangeran Wiro Kusumo. Yang dulunya digunakan
olehnya, untuk mengumpulkan beberapa pejuang lainnya yang juga
petinggi-petinggi kesulthanan Jambi. Termasuk diantaranya Sulthan Ahmad
Nazaruddin dan Sulthan Thaha,” ujarnya.
Untuk mengenang jasa Pangeran Wiro Kusumo tersebut, kegiatan
haul selalu dilaksanakan setiap tahunnya. Diakui, bahwa kegiatan ini pun
mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Baik dari pemerintah, para ulama,
tokoh masyarakat dan tokoh pemuda. Hal ini disampaikan Azwan Hidayat, Tokoh
Pemuda Seberang Kota Jambi yang juga merupakan Sekretaris Laskar Melayu Jambi.
“Kegiatan ini telah menjadi kegiatan tahunan dan mendapat
dukungan dari berbagai pihak. Baik dari pemerintah, para ulama, tokoh
masyarakat, tokoh pemuda di lingkungan Desa Seberang Kota Jambi. Tapi memang,
kegiatan ini Pemerintah Provinsi Jambi dan Pemerintah Kota Jambi harus
benar-benar mendukung. Kita sebagai generasi penerus, memberikan wujud
penghargaan kepada para pejuang Jambi, yang telah merebut kedaulatan Jambi di
tangan penjajah,” tegasnya.
Menurutnya, kegiatan yang telah menjadi tradisi masyarakat
Seberang Kota Jambi tersebut harus dilestarikan. Karena, hal tersebut telah
menjadi tradisi yang positif. “Saya kira kegiatan ini harus dilestarikan.
Karena setiap tahunnya masyarakat Desa Seberang dan para Ulama Jambi
melaksanakan kegiatan ini,” ungkapnya.
Selanjutnya Ismail berharap, kegiatan tersebut dapat terus
dilestrikan dengan konsep yang lebih baik. Ia juga meminta turut sertanya
pemerintah untuk melestarikan tradisi haul tersebut.
“Alhamdulillah pemerintah selalu mendukung dan membantu
pelaksanaan kegiatan haul yang selalu dilaksanakan oleh masyarakat Jambi. Akan
tetapi ke depan, semoga bisa lebih baik lagi dan bisa meriah lagi. Kami juga
sangat mengharapakan Gubernur Jambi dan Walikota Jambi, agar bisa ikut hadir
dalam mengikuti kegiatan Haul Pangeran Wiro Kusumo, yang merupakan tokoh
pejuang dan ulama yang menyebarkan agama Islam di Jambi ini,” harapnya. .(*/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar