Halaman

Jumat, 20 September 2013

Barlen Girsang Tewas Ditembak OTK di Duri Provinsi Riau



Barlen Girsang bersama istrinya br Damanik. Foto Ist


Barlen Girsang bersama Keluarga . Foto Ist


St Barlen Girsang Bendahara GKPS Duri
 DURI- Seorang warga bernama Barlen Girsang (40) tewas ditembak orang tak dikenal (otk) di jalan GKPS Kelurahan Talang Mandi, Mandau kemarin, Kamis (19/9). Diduga penembakan tersebut dikarenakan perampokan, namun uang senilai 200 juta milik korban masih utuh di dalam mobil Toyota Hilux Putih dengan nomor polisi BM 9999 JG milik korban.

 
Penembakan yang terjadi di kawasan padat pemukiman ini kemudian sempat menarik perhatian beberapa warga sekitar. Tak menunggu lama, setelah para penembak yang berjumlah empat orang itu pergi, warga kemudian berupaya untuk membawa korban ke Balai Pengobatan Santo Joseph tak jauh dari lokasi penembakan.

 
Awalnya, korban dipepet dari kiri dan kanan oleh empat orang tak dikenal yang menggunakan motor laki-laki. Memasuki jalan Gajah Mada di Titian Antui, korban kemudian meminggirkan kendaraannya persis di depan Bengkel Motor Simpang Empat Harapan Baru. Disana, korban keluar dari kendaraan dan sempat terlihat beradu pendapat dengan pelaku.

 
Tiba-tiba dua pelaku mengancam warga yang juga berkendara di sekitar mobil korban. Beberapa warga yang keluar dari rumah juga diancam untuk tidak ikut campur. Selanjutnya, ke empat pelaku menembak korban dari jarak dekat dengan menggunakan senjata laras pendek jenis FN.

 
Pelaku kemudian melarikan diri dengan melaju ke arah Simpang Tiga jalan Sudirman untuk selanjutnya berbelok kiri ke arah Kecamatan Pinggir. Hingga kini, pihak kepolisian Sektor Mandau tengah sibuk melakukan pengusutan.

 
Warga berinisial A (47) yang tinggal tak jauh dari tempat kejadian mengaku, sempat mendengar suara letusan senjata api. Ketika itu, lelaki yang tengah makan tersebut lari mengejar suara senjata yang ternyata berasal tak jauh dari rumahnya itu. "Apa?! Tak usah ikut campur" hardik si penembak seperti ditirukan oleh A. Ia pun panik dan lari masuk kembali ke dalam rumah.

 
"Waktu dengar letusan yang pertama saya lari keluar. Terus diancam dengan pistol diarahkan ke saya sambil diteriaki -Apa?! Tak usah ikut campur- saya terus lari masuk lagi," kata A yang saat kejadian, ia tengah makan di bagian dalam rumah.

 
Senada dengannya, A (46) juga mengatakan hal yang sama. Wanita yang sehari-hari menjaga toko tersebut lari terbirit-birit masuk ke dalam rumah setelah melihat korban tergeletak akibat ditembak oleh para pelaku.

 
"Waktu diarahkan pistolnya, saya lari masuk rumah. Itu korban sudah jatuh waktu saya lihat," ungkapnya yang keluar rumah karena mendengar suara letusan senjata.

 
Kanit Reskrim Polsek Mandau AKP Maitertika mengatakan, dugaan sementara dari peristiwa tersebut adalah penembakan dengan menggunakan senjata api laras pendek. Ia menyebut, dari hasil visum yang dilakukan oleh pihak RSUD Duri, ditemukan tiga lubang bekas tembakan di tubuh korban.

 
"Ada sisa proyektil yang ditemukan di tubuh korban dan diduga terbuat dari baja. Kuat dugaan, peluru tersebut merupakan hasil tembakan dari senjata api laras pendek sejenis FN," ungkapnya kepada Tribun.

 
Ia menegaskan, tak ada motif perampokan dalam kasus tersebut. Sebab, uang tunai senilai Rp. 200 juta yang dibawa korban masih tersimpan utuh dan tidak dilarikan oleh pelaku.

 
"Menurut catatan sms banking yang didapat dari handphone si korban, ada dua catatan penarikan di Bank Mandiri cabang Hang Tuah Duri. Pertama senilai Rp. 50 juta dan kedua senilai 150 juta rupiah," terang AKP Maitertika. (*)
Kanit Reskrim Polsek Mandau, Duri AKP Maitertika menyebutkan, kejadian penembakan terhadap Barlen Girsang yang terjadi di Kelurahan Talang Mandi Mandau kemarin, Kamis (19/9) merupakan yang ke empat kalinya sepanjang 2013. Kejadian terakhir terjadi pada Juni lalu dan tak menyebabkan korban meninggal.

Ia menyebut, kasus terakhir merupakan yang terparah dari yang pernah ada. Sebab, dari ke empat kasus tersebut, kasus terakhir menyebabkan kematian. Sedangkan tiga kasus sebelumnya tidak menyebabkan kematian dan satu diantaranya bahkan tidak sampai menyebabkan penembakan.

"Sudah empat kali terjadi kasus senpi di Mandau dan ini merupakan yang terburuk karena sampai menyebabkan korban meninggal," katanya kepada Tribun kemarin, Kamis (19/9).

Disebutkannya, walaupun dugaan sementara motif penembakan terhadap korban tersebut hanyalah penembakan semata yang dilakukan oleh pelaku, ia tetap melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut. Sebab, ada dugaan, keempat pelaku penembakan justru mengincar uang senilai 200 juta yang baru saja diambil oleh tersangka.

Kanit Reskrim AKP Maitertika menyarankan, agar masyarakat yang hendak melakukan pengambilan uang dalam jumlah besar bisa dilengkapi dengan pengamanan yang cukup. Ia menyebut, pihak kepolisian bahkan siap melakukan pengamanan terhadap masyarakat jika suatu waktu dibutuhkan untuk mengamankan masyarakat.

"Pengamanan bisa dilakukan dengan pihak kepolisian atau dengan orang yang dipercaya lainnya. Hal ini tentunya untuk menjaga keamanan si pemilik uang itu sendiri," tambahnya.

Selain itu, AKP Maitertika juga menghimbau, agar pihak bank juga mendukung faktor keamanan bagi masyarakat sebagai nasabah. Hal ini bisa dilakukan dengan menyediakan layanan cc tv sebagai pengaman pendukung di titik-titik tertentu yang merupakan jalur keluar masuknya nasabah dari areal bank yang dimaksud.

"Pihak bank juga harus menyediakan cc tv minimal di areal parkir dan loby serta di sekitar teller. Hal ini tentunya untuk mempermudah kinerja kepolisian jika terjadi kasus serupa di kemudian hari," terangnya. 

Jumat (20/9/13) jenazah korban dibawa ke Desa Galang, Sumut. Korban bekerja di MUTIARA TANI, pernah belajar di UNIVERSITAS MEDAN AREA, pernah belajar di: Khatolik Serdang Murni, tinggal di Duri, Riau, Indonesia asal Dalang, Sumatera Utara, Indonesia. Istri boru Damanik, korban anak dari St Pangkat Girsang kuria GKPS Galang. Bendahara GKPS Jemaat Duri. (Berbagai Sumber)(Lee)
 Penulis: Syahrul
Editor: zid
Sumber: Tribun Pekanbaru


**************
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar