DEWASA JASMANI DAN DEWASA ROHANI
Manusia mempunyai tubuh jasmani dan tubuh rohani. Eksistensi tersebut membuat manusia bisa mengalami hal-hal berikut ini
- Ada
kelahiran jasmani, yaitu saat manusia (bayi) keluar dari rahim ibunya.
Namun ada pula kelahiran baru secara rohani, yaitu ketika manusia
mengundang Yesus dalam hatinya sehingga ia menjadi ciptaan baru (Yoh
3:5-6).
- Ada kedewasaan jasmani dan ada pula kedewasaan rohani.
Jemaat di Korintus disebut Paulus sebagai belum dewasa secara rohani (1
Kor 3:1).
- Ada pertumbuhan jasmani di mana semakin lama manusia
semakin tua, dan ada pertumbuhan rohani. Keduanya tidak selalu berjalan
seiring. Penulis Ibrani menegur, ”Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari
sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi
diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih
memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan
susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak
kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena
mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari
yang jahat” (Ibr 5:12-14). Jadi, ada kanak-kanak secara jasmani dan ada
kanak-kanak secara rohani. Orang yang sudah tua secara jasmani belum
tentu sudah dewasa secara rohani. Sebaliknya, ada orang yang masih muda
namun sudah dewasa secara rohani.
KESELAMATAN
Titik
awal pertumbuhan rohani adalah saat manusia diselamatkan karena percaya
dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara
pribadi. Pada tahap ini manusia mengalami “kelahiran baru” (
born again).
Istilah lahir baru berasal dari kata Yunani,
genethe anothen
yang berarti dilahirkan baru (Yoh 3:3, 5). Arti teologisnya adalah
aktivitas Roh Tuhan yang memberikan kodrat baru kepada seorang berdosa
karena ia telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat
secara pribadi. Kita yang percaya kepada Yesus menjadi ciptaan baru,
hakikat baru dengan kapasitas dan keinginan baru yang menyenangkan Bapa
(2 Kor 5:17). Alkitab menegaskan, ”Karena kamu telah dilahirkan kembali
bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh
firman Allah, yang hidup dan kekal” (1 Ptr 1:23).
Dengan
demikian, orang yang baru percaya kepada Kristus adalah seorang “bayi
rohani”. Selanjutnya, ia terus bertumbuh dalam kerohanian sampai
mencapai tahap dewasa secara rohani. Ada yang pertumbuhannya lamban dan
ada yang cepat, tergantung dari penyerahan diri dan kerinduan untuk
bertumbuh itu sendiri.
Jika seorang remaja bertobat kepada
Kristus maka ia dijadikan ciptaan baru. Ia segera menjadi bayi rohani
yang terus akan bertumbuh. Sementara itu, orang tua yang sudah banyak
umurnya, jika kekritenannya sekedar nominal (“Kristen KTP”) maka
sesungguhnya ia masih berupa “janin rohani” yang dikandungkan Roh Kudus.
Karena itu si remaja yang sudah lahir baru itu bisa jauh lebih dewasa
secara rohani. Sementara si orang yang sudah tua tadi lahir baru saja
belum.
PENGKUDUSAN
Keselamatan dan pertumbuhan rohani pada dasarnya adalah proses pengkudusan atau penyucian (
sanctification).
Manusia semua berdosa. Perbuatan baik dan usaha pendisiplinan hidup
tidak bisa merubah status dan kodratnya sebagai orang berdosa. Namun
begitu menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, status atau posisi
kita adalah orang kudus di mata Tuhan. Inilah yang disebut penyucian
secara posisi (
positional sanctification). Dasar penyucian itu
adalah kematian Yesus (Ibr 10:10, 14). Meskipun secara de fakto orang
percaya masih jatuh bangun dalam dosa, tetapi karena percaya pada
Kristus maka ia disebut orang kudus seperti pada kasus orang-orang
Kristen di Korintus (1 Kor 1::2).
Pertumbuhan rohani manusia
dimulai dari saat ia dikuduskan secara posisional karena menerima
Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Selanjutnya, ia harus
mempersembahkan kekudusan hidup secara terus-menerus (Rom 12:1-2). Ia
harus berusaha untuk mengejar kekudusan. Ini adalah proses kekudusan
yang terus-menerus harus diupayakan (
progresive sanctification).
Jika
seorang remaja merindukan pertumbuhan rohani, ia harus sadar bahwa
pertumbuhan rohani itu sama dengan penyucian hidup yang dimulai sejak
dilahirkan baru. Kemudian remaja Kristen juga harus tahu bahwa dirinya
wajib mengejar hidup kudus itu sendiri sebagai proses yang terus-menerus
(
progresive sanctification).
KARYA ROH KUDUS
Namun, orang berdosa pada dasarnya sudah rusak total (
total depravity)
sehingga tidak mungkin memperbaiki diri sendiri dengan kekuatannya
sendiri. Demikianlah pertumbuhan rohani dan penyucian tidak bisa
dilakukan dengan usaha-usaha dan rekayasa-rekayasa manusia. Hanya oleh
Roh Kudus sajalah manusia bisa dipulihkan dan bertumbuh ke arah Kristus.
Hal itu berbicara tentang bagaimana Roh Kudus bekerja secara
supranatural mengubahkan manusia menjadi bertumbuh ke arah Kristus.
Pertumbuhan
rohani orang percaya terjadi karena dua hal. Pertama, tindakan orang
percaya itu sendiri untuk bertumbuh. Tuhan tidak pernah memaksa atau
menjadikan kita robot. Tuhan memperhadapkan kita pada berkat dan kutuk
serta memberikan kita kebebasan untuk memilih (Ul 30:19). Paulus
mendorong kita untuk bertumbuh: untuk mempersembahkan hidup (Rom 12:1)
dan untuk mengejar kesucian (2 Tim 2:21).
Kedua, pertumbuhan
terjadi karena karya Roh Kudus dalam diri manusia. Karya Roh Kudus dalam
diri manusia, tahapan-tahapannya adalah, pertama, meyakinkan
(convicting) manusia akan dosa, hukuman, dan keselamatan (Yoh 16:8-11).
Kedua, Roh Kudus melahirkan kembali sehingga manusia percaya mendapatkan
kodrat baru (Tit 3:5). Ketiga, Roh Kudus membaptiskan orang percaya (1
Kor 12:13). Keempat, Roh Kudus memeteraikan (2 Kor 1:22). Kelima, Roh
Kudus mendiami orang percaya (1 Kor 6:19). Keenam, Roh Kudus memenuhi
orang percaya (Ef 5:18).
Roh Kuduslah yang membuat kita memiliki
buah-buah Roh – kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,
kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Gal 5:22-25).
Dengan demikian, semakin dipenuhi Roh Kudus maka orang percaya semakin
menjadi seperti Kristus. Pertumbuhan itu terjadi karena Roh Kudus
memberikan kekuatan supranatural yang mengubahkan mental, karakter, dan
kepribadian manusia yang sebelumnya telah rusak total (total depravity).
PELEPASAN
Mengapa
sering ditemui kasus manusia melakukan dosa terus menerus dan tidak
mampu untuk bertobat? Hal itu terjadi karena ada ikatan roh-roh jahat.
Ketika seseorang dibelenggu oleh ”roh perzinahan” misalnya, ia akan
selalu terdorong untuk berbuat zinah. Bahkan sekalipun sudah selalu
diingatkan, ditegur, dan dibina dalam lingkungan gereja, masih tetap
sulit untuk berubah. Hal itu karena masih ada ikatan roh-roh jahat yang
membelenggu dirinya.
Solusinya adalah didoakan secara khusus
supaya terbebas dari ikatan roh-roh jahat itu. Tentang pelayanan
pelepasan (pelayanan pengusiran setan) bisa dipelajari di blog
www.pelayananpelepasan.wordpress.com
KOMUNITAS PERTUMBUHAN
Untuk
memaksimalkan pertumbuhan rohani, remaja Kristen membutuhkan lingkungan
pergaulan rohani yang mendukung. Hal itu penting sebab remaja pada
umumnya sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan. Sedangkan
Alkitab sendiri menegaskan kebenaran bahwa ”pergaulan yang buruk
merusakkan kebiasaan yang baik” (1 Kor 15:33).
Lingkungan
pergaulan di gereja lokal semestinya menjadi lingkungan sosial yang
rohani yang kondusif bagi pertumbuhan rohani para remajanya. Gereja
lokal perlu membentuk kelompok-kelompok sel remaja yang anggotanya
adalah para remaja yang sudah dilahirkan baru dan dibina untuk terus
bertumbuh. Ketika gereja merupakan kumpulan orang-orang yang tidak
rohani maka tidak akan memacu pertumbuhan rohani masing-maging
anggotanya.
Namun harus diingat supaya remaja Kristen tetap
memiliki pergaulan yang luas dengan masyarakat di luar kekristenan.
Jangan sampai komunitas gereja menjadi zona eksklusif yang membuat
remaja mejadi menarik diri dari kehidupan masyarakat.
PEMBIMBINGAN ROHANI
Jika
ada tubuh jasmani dan ada tubuh rohani, ada pula kakak atau ayah
jasmani dan ada kakak atau ayah rohani. Idealnya kakak kandung dan ayah
kandung adalah bertindak pula sebagai kakak dan ayah rohani. Namun
pembimbingan rohani dapat pula terjadi di antara orang-orang yang tidak
berhubungan darah. Sebagai contoh adalah antara Timotius (anak rohani)
dan Paulus (ayah rohani). Pembimbingan rohani bagi para remaja Kristen
sangat diperlukan.
PENDIDIKAN ROHANI KUSUS (PAK REMAJA)
Dalam
pembimbingan atau pembinaan itu, perlu diadakan pendidikan Kristen (PAK
= Pendidikan Agama Kristen) khusus untuk remaja. Hal itu penting sekali
sebab masalah-masalah remaja sangat spesifik. Di dalam konteks gereja,
remaja semestinya menjadi segmen pembinaan tersendiri. PAK yang
diberikan untuk remaja tidak bisa sama dengan yang diberikan untuk
anak-anak atau untuk pemuda, apalagi untuk orangtua.
PAK remaja dapat dikembangkan dari masalah (kebutuhan) yang dialami atau dihadapi oleh para remaja, misalnya:
- Psikologi remaja ditinjau dari Alkitab
- Masalah love-sex-dating
- Masalah kecanduan-kecanduan, termasuk narkoba
- Masalah kenakalan remaja
- Pertumbuhan rohani remaja
- Panggilan pelayanan remaja
PAK
remaja harus diarahkan untuk pertumbuhan rohani. Hal itu berarti jangan
hanya bersifat pengetahuan umum. Jangan pula sekedar menambah wawasan
Alkitab. Namun harus merupakan pendidikan yang memotivasi para remaja
untuk benar-benar bertobat dan bertumbuh secara praktis.