Halaman

Kamis, 31 Mei 2012

Gubernur Jambi Minta Angkutan Batubara Lewat Sungai Batanghari


Sungai Batanghari di kawasan Taman Tanggo Rajo, Pasar Angso Duo Pasar Jambi. Foto Rosenman Manihuruk.

Jambi, BATAKPOS

Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus (HBA) meminta angkutan batubara di Provinsi Jambi yang semakin meresahkan masyarakat, agar diangkut lewat jalur Sungai Batanghari. Gubernur juga  menyangsikan pembangunan jalan khusus batubara yang dijanjikan pengusaha batubara di Jambi.

Pemprov Jambi akan meminta secara keseluruhan untuk mengarahkan seluruh perusahaan angkutan batubara melintasi jalur sungai. Hal itu didesak karena rencana pembangunan jalan khusus diragukan banyak pihak, termasuk Gubernur Jambi.

H Hasan Basri Agus kepada wartawan, Selasa (29/5) mengatakan, jalan khusus tersebut direncanakan dilalui kendaraan dari arah Sarolangun menuju Ujung Jabung, namun melalui Talang Duku.

“Dari Sarolangun ke Talang Duku saja tidak jelas siapa yang mau bertangungjawab mengambil alih pembangunan itu. Ini yang macet, tidak jelas. Jalan khusus hanya menjadi wacana kosong saja. Saya menginstruksikan kepada perusahaan batubara agar melalui jalur sungai sebagai sarana transportasi,”katanya.

Disebutkan, sekarang sebagian sudah ada yang melalui sungai. Namun demikian, sebagian jalan khusus diklaim gubernur sudah mulai dibangun yakni jalan menghubungkan Kabupaten Tebo-Tanjungjabung Barat (Tanjabbar).

“Jalan Simpang Niam-Lubuk Kambing sudah mulai dikerjakan, bahkan sudah ada pelabuhan Tungkal Ulu yang dibangun. Nanti akan saya tinjau. Jalur sungai memang dianggap solusi tepat mengatasi parahnya kerusakan jalan akibat operasi kendaraan batubara ini,”katanya.

Disebutkan, Menteri BUMN, Dahlan Iskan, bahkan pernah menawarkan ke gubernur untuk membantu mengeruk Sungai Batanghari, bahkan ucapannya ini disampaikan dalam forum resmi.

Namun, saat itu gubernur lebih memilih membuat jalan khusus. Namun belakangan, desakan dari berbagai pihak muncul untuk melakukan pengerukan sungai. Ini lantaran adanya persetujuan lima menteri untuk melakukan pengerukan tersebut.

Menurut HBA, jika berkaca dari beberapa daerah seperti Riau dan  Kalimantan Timur dan daerah-daerah lain yang menggunakan sungai sebagai jalur transportasi batubara, terbukti infrastrukturnya jalannya terawat dengan baik.

Dukungan juga sudah didapat baik itu dari DPRD, pengamat dan sejumlah aktivis bahkan masyarakat. Lalu investorpun sudah menynggupi asalkan pasirnya bisa dijual untuk menutupi modal pengerukan. Sekarang tergantung kepada kepala daerah memutuskan

Sementara itu, Walikota Jambi, dr. Bambang Priyanto mengatakan dirinya sudah cukup tegas dalam mengatasi truk batubara masuk Kota Jambi. “Saya rasa saya sudah tegas,” katanya.

Namun Bambang tidak membantah hingga saat ini, truk batubara masih banyak yang melanggar aturan hingga menerobos jalan kota. “Saya akan kembali berbicara dengan gubernur untuk membahas hal ini,”katanya.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Jambi Agus Setiawan mengatakan pihaknya sudah beberapa kali juga melakukan rapat mengenai tugas dan penanganan truk batubara di jalan raya. Karena menurutnya persoalan truk batubara bukan hanya tugas Dishub Kota Jambi.

Menurut Agus, pihaknya meminta tambahan waktu untuk membentuk tim dalam penanganan truk batubara tersebut. “Dalam melakukan penertiban batubara perlu ada back up dari instansi lain seperti kepolisian. Kami butuh waktu untuk bentuk tim,” katanya. RUK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar