Mama Sapna br Sitopu dan Ocha br Samosir di GKPS Cengkareng |
Oleh: Jannerson Girsang
Para
penggemar OCHA Samosir pantas puas dan bangga karena "idolanya" menjadi
juara I, adu bakat di Program Televisi Indosiar. Ocha menyingkirkan 37
peserta Mamamia Indosiar 2015.
Saya
dan jutaan pendukungnya menikmati hasil kompetisi yang fair, dan
melupakan berita-berita seputar kisruh oknum-oknum KPK dan Polri, yang
berkompetisi dengan sangat tidak fair.
Setelah
berbulan-bulan OCHA--Peserta program televisi Mama Mia asal Sumatera
Utara itu berada di "kursi panas", sejak audisi September 2014, putri
Sapna Sitopu itu berhasil menorehkan namanya di pentas kontes bakat
bertaraf nasional itu.
Ocha melalui liku-liku menapaki tangga Juara. Dia sempat hampir tersisih dalam enam besar.
Pada
penampilan 29 Nopember 2014 lalu, pasangan Ocha Samosir dan Sapna
Sitopu nyaris terdepak dari kontes bakat itu. Saat itu dalam babak enam
besar, masuk zona merah alias karena minim dukungan sms (pesan
singkat).
Saat itu Sapna sempat pesimis. "Saya pesimis
karena peserta yang lain jelas-jelas mendapat dukungan dari wali kota
daerah mereka. Kalau saya sendiri, seberapalah kemampuan saya
menggalang dukungan?" ujarnya kepada Tribunenews.
Ternyata,
semangat membara mampu menembus semua hambatan. "If you want to do
some thing you find a way. If you don't, you will find an excuse,"
demikian Jim Rohn.
Sapna dan Ocha menemukan jalannya. Saya dan jutaan pendukungnya turut salut dan bangga dengan kegigihannya!.
All
out!. Itu yang saya saksikan. Beliau tidak henti-hentinya mengirim sms
meminta dukungan. "Bantu sms boru kita ya boto," demikian Sapna terus
meminta dukungan melalui sms ke hp saya dalam setiap penampilan OCHA di
Mamamia..
Sapna adalah seorang seniman, dosen di
Etnomisikologi USU, serta sering tampil dalam acara seni budaya
Simalungun. Terakhir saya menyaksikan penampilannya di Balai Bolon GKPS
Pematangsiantar dalam penutupan Pesparawi Bapa GKPS, Nopember 2014.
Dalam
perjalanan kembali ke Medan dari Pematangsiantar saya dan rombongan
Sapna sempat istrahat di sebuah kedai kopi di Perbaungan dan Sapna
mengungkapkan kisah perjuangannya mendukung OCHA juara. "Saya meminta
kalian mendukungnya yah," katanya waktu itu.
Tentu saja, walau hanya sekedar mengirim sms.
Tadi malam, Sapna menuai hasilnya. Bukan hanya berarti untuk dirinya, tetapi banyak orang.
Sapna
turut membawa budaya sinden Batak yang tampil di ajang nasional. Sapna
memiliki keahlian nyinden lagu-lagu tradisonal Batak Simalungun, Pakpak
Dairi, Mandailing, Ankola dan Karo. Semuanya bisa disaksikan oleh jutaan
pemirsa di Indonesia.
Kemenangan Ocha setidaknya membuat
saya sedikit terbebas dari pikiran tidak sehat menyaksikan persaingan
yang sangat bertolak belakang, pertarungan Polri dan KPK yang sangat
memuakkan. Pertarungan yang mengedepankan kepentingan kelompok,
pribadi, menggunakan kekuasaan.
Kemenangan Ocha menjadi
setitik air di gurun pasir menerangi pikiran yang sedikit galau
menyaksikan pertarungan jatuh menjatuhkan yang terjadi di bumi tercinta
ini.
Semoga teladan ini mengajarkan kita: hanya bersaing
sehat, proses perjuangan panjang, bisa mendatangkan hasil yang
membahagiakan semua orang.
Great Ocha, great Sapna!
Selamat
untuk boto Sapna Sitopu, ibu Ocha yang memberi pelajaran bagi orang
tua dalam mendukung anak-anaknya bersaing sehat. Terima kasih untuk
suara Ocha yang memukau. Vina Panduwinata dan seluruh juri, seluruh
penggemarmu terhibur dan tercerahkan!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar