Sebanyak 11 korban ledakan pipa Pertamina dirawat di RS Bratanata (DKT) Jambi, Rabu (3/10). Foto inset, korban tengah dirawat diruang isolasi. Foto batakpos/rosenman manihuruk |
Koban Ledakan dirawat di RS DKT Jambi. Foto-foto Rosenman Manihuruk |
Para Korban Dirawat Intensif di RS DKT Jambi.
Jambi, BATAKPOS
Diduga kuat karena aksi warga secara illegal, sebuah pipa Pertamina di KM 219, Dusun Dua Simpang Bayat, Desa Sri Maju, Kecamatan Bayung Lincir, Kabupaten Musi Banyu Asin, Provinsi Sumatera Selatan yang berbatasan dengan Provinsi Jambi Rabu (3/10) pagi meledak hebat. Tujuh warga meregang nyawa dan 10 korban menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit dr Bratanata (DKT) Jambi akibat luka bakar 20 hingga 90 persen tubuh masing-masing korban.
Dua korban sempat dilarikan ke RS Mayang Medical Center (MMC) Jambi akibat ruang penanganan gawat darurat RS DKT Jambi terbatas. Satu dari dua korban yang dilarikan ke MMC Jambi tidak tertolong karena luka bakar hampir 90 persen. Suasana haru dan tangis keluarga korban mewarnai RS DKT Jambi dan MMC Jambi.
Kepala dokter IGD RS Bratanata (DKT) Jambi, dr Agus kepada wartawan, Rabu (3/9/12) mengatakan, kesebelas korban yang dirawat keseluruhannya mengalami luka bakar dari 20 persen hingga 90 persen.
“Tiga pasien menderita luka bakar berat dan dirawat di ruang isolasi, 1 orang luka bakar 90 persen, 1 orang 60 persen, seorang pasien 50 persen dan sisanya menderita luka bakar hingga 20 sampai 40 persen. Penanganan awal sendiri masih dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada. Tahap awal kita masih lakukan penetralisiran cairan luka bakar, sedangkan untuk satu orang yang menderita luka bakar 90 persen sudah dirawat di ruangan ICU,”ujar Agus.
Disebutkan, 11 orang korban dirawat di 6 ruangan, ruangan Cendana sebanyak 5 orang, Cemara 3 orang, ICU 1 orang, HDO ruangan anak 1 orang dan UGD juga 1 orang. Dari 11 korban tersebut, terdapat 3 orang wanita dan 1 orang anak-anak yang berumuran 13 tahun.
Pengamatan BATAKPOS menunjukkan, setiap ruangan korban tersebut dipenuhi oleh pengunjung yang hendak melihat kondisi dari korban tersebut. Bahkan ada keluarga korban yang terus menangis karena keluarga atau suaminya luka parah.
Dari keterangan yang dihimpun, meledaknya pipa Pertamina itu dipicu aksi pencurian minyak mentah yang dilakukan sejumlah orang. Namun warga setempat menuding ledakan pipa Pertamina di Bayunglincir ada unsur kesengajaan. Pihak Pertamina justru menuding akibat aktifitas ilegal warga.
“Bukan pipa yang meledak, tapi akibat aktifitas ilegal warga yang melubangi pipa. Mungkin ada yang terbakar, pada tempat yang dilubangi dan dipasangi selang. Namun sekitar pukul 11.50 WIB tadi api sudah bisa dipadamkan,”kata Agus Amperianto, Humas Ubeb Pertamina Pusat, saat dikonfirmasi wartawan Rabu (3/10).
Menurut Agus, berdasarkan data yang diperoleh pihak Pertamina, akibat kejadian ini 4 orang meninggal dunia di tempat, sedangkan 18 orang lainnya mengalami luka bakar. Kata Agus, kejadian ini merupakan yang pertamakalinya terjadi.
Sementara salah seorang keluarga korban, Rahmad saat ditemui wartawan di RS DKT Jambi, Rabu (3/10) mengatakan, dirinya menduga kebakaran itu ada unsure kesengajaan, pasalnya di daerah ini memang banyak pencurian minyak dengan cara melubangi pipa Pertamina.
Menurut Rahmad, di lokasi ledakan di Dusun Dua Simpang Bayat, banyak terjadi pencurian minyak. Di sana banyak pipa dilubangi sehingga banyak yang bocor. Minyak pun banyak keluar pipa, warga tinggal mengambil genangan minyak menggunakan gayung.
“Berkali-kali dilakukan razia, bahkan melibatkan polisi dan TNI. Namun, pencurian tetap marak.
Dugaan saya, karena sulit memberantas pencurian ini, maka pipa tersebut direkayasa agar meledak,”katanya.
Menurut Rahmad, pipa Pertamina di Bayunglincir meledak, Rabu (3/9) sekitar pukul 5.30 pagi. Dalam musibah ini jatuh korban tewas sedikitnya 7 orang, 3 orang meninggal dunia di tempat.
Terpisah, Humas Pertamina EP, Agus Amperianto kepada wartawan mengatakan, Pertamina sepenuhnya akan bertanggung jawab terhadap semua korban. Baik yang hidup maupun yang meninggal. “Saat ini pihak kita sedang melakukan pendataan korban. Infonya ada 8 orang korban yang tewas,”katanya.
Agus juga menyanggah kalo ledakan itu mulanya berasal dari pipa milik Pertamina. Katanya, awalnya api berasal dari minyak yang dicuri masyarakat. Masyarakat sekitar lokasi kejadian diduga melakuan pencurian minyak di pipa milik Pertamina.
Menurut Agus, hal itu dibuktikan dengan adanya pipa paralon, drum, dan galon-galon untuk menampung minyak curian tersebut. Pipa Pertamina dibolongi, trus dialiri ke paralon dan ditampung di bak penampungan. Terus dimasuki ke dalam galon. Nah diduga saat itu warga yang diduga melakukan pencurian minyak sedang merokok. Diduga api berasal dari warga yang merokok tersebut, dan menyambar minyak yang sudah ditampung tersebut. RUK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar