Danrem 042 Garuda Putih Jambi, Kolonel Inf Eko Budi S |
Para Korban menjalani perawatan intensif di RS DKT Jambi. Foto-foto Rosenman Manihuruk |
Jambi, BATAKPOS
Komandan Korem (Danrem) 042 Garuda Putih Jambi, Kolonel Inf Eko Budi S membesuk pasien korban kebakaran pipa minyak mentah pertamina di Rumah Sakit dr Bratanata (DKT) Jambi, Kamis (4/10). Pasien itu merupakan korban ledakan sebuah pipa minyak Pertamina di KM 219, Dusun Dua Simpang Bayat, Desa Sri Maju, Kecamatan Bayung Lincir, Kabupaten Musi Banyu Asin, Provinsi Sumatera Selatan yang berbatasan dengan Provinsi Jambi Rabu (3/10) pagi.
Kini sepuluh orang korban masih dirawat dintensif RS DKT Jambi. Korban itu yakni Rosdiana (29), Rikiah (21), Sandi (28), Aprilazi (13), Jhoni (12), Arzandi (33), Paldianto (32), Sukarto (40), Rebo (60), Sukri (23).
Kini korban atas nama Jhoni sudah dipindahkan ke ruang ICU. Kini 5 orang korban dirawat di ruang Cendana, 1 orang di ruang Kenari, dan 3 orang di ruang Cemara.
Kolonel Inf Eko Budi S kepada wartawan mengatakan, satu korban masih berada di ICU. “Kemarin ada 11 orang yang dirawat di sini, namun satu orang atas nama Andri, sekitar pukul 15.00 WIB meninggal dunia," katanya.
Menurutnya, delapan warga meregang nyawa akibat ledakan itu. Empat korban tewas di lokasi kejadian. Sementara hingga Kamis (4/9) 10 korban masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit dr Bratanata (DKT) Jambi akibat luka bakar 20 hingga 90 persen tubuh masing-masing korban.
Disebutkan, kunjungan itu sekaligus program dalam rangka HUT TNI (5 Oktober). “Kita melakukan kunjungan kepada keluaga TNI yang sakit dan melakukan aksi social, donor darah dan kegiatan lainnya. Namun kebetulan ada korban kebakara pipa pertamina, jadi sekaligus kita besuk,”katanya.
Sementara pihak Rumah Sakit Mayang Medical Centre (MMC) Jambi menyatakan sudah berupaya maksimal untuk menyelamatkan nyawa Sahuri (36), pasien luka bakar akibat terbakarnya pipa Pertamina lainnya.
Namun upaya medis yang dilakukan pihak rumah sakit tetap tidak bisa menyelamatkan nyawa Sahuri. “Saat dibawa ke IGD kondisinya sudah kritis. Namun setelah kita lakukan pertolongan, kondisinya sempat membaik dan kita pindahkan ke ICU untuk observasi,”kata Muhandri, Ketua Tim Perawat IGD Rumah Sakit MMC Jambi Kamis (4/10).
Menurut Muhandri, ada dua korban kebakaran pipa pertamina itu sempat dibawa ke MMC Jambi yakni Sahuri dan Agus, namun keduanya meninggal dunia.
Berdasarkan data yang dimiliki pihak Pertamina, Kecamatan Bayung Lincir di Kabupaten Musi Banyuasin Kabupaten Sumatera Selatan, tercatat sebagai wilayah yang memiliki catatan angka penjarahan tertinggi.
Hal itu dikatakan Manager Humas PT Pertamina EP, Agus Amperianto, saat dikonfirmasi wartawan dari Jambi, Kamis (4/9). Agus mengatakan aksi penjarahan minyak mentah milik Pertamina di daerah Bayung Lencir mengalami peningkatan pada tahun 2012 ini, jika dibandingkan tahun 2011 lalu. “Pada tahun 2011 terjadi 158 kasus dan hingga September 2012 meningkat menjadi 373 kasus,”katanya.
Terkait kebakaran yang terjadi di pipa Pertamina yang berlokasi di Km 219 Kecamatan Bayung Lencir, Agus mengatakan diduga kuat akibat aksi penjarahan minyak mentah dari pipa Pertamina jalur Tempino - Plaju di daerah tersebut.
Kata Agus, hal ini dibuktikan dengan ditemukannya pipa paralon dan bak galian tanah yang menjadi tempat penampungan minyak jarahan di sekitar lokasi kejadian. “Sejauh ini upaya antisipasi yang bisa kita lakukan adalah dengan meningkatkan patroli di sepanjang jalur minyak kita,”katanya. RUK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar