Halaman

Kamis, 29 Mei 2008

Selama 4 tahun, 31 SD di Jambi Dileburkan

Jambi, Batak Pos
Kurun waktu empat tahun terakhir sebanyak 31 sekolah dasar (SD) di Kota Jambi hilang akibat aspek penggabungan (regrouping). Dari 57 bangunan SD di Kota Jambi kini hanya tersisa 26 SD.

Penggabungan SD tersebut guna optimalisasi jam mengajar tenaga kependidikan.Selain itu, peleburan 31 SD itu juga diharapkan peningkatan motivasi dan semangat mengajar serta peningkatan efesiensi.

Sementara Pemerintah Kota Jambi telah menganggarkan Rp 17,96 milyar atau 62,7 persen dari kewajiban sebesar Rp 28,64 milyar untuk menangani rehabilitasi gedung sekolah, wajib belajar 9 tahun dan pendidikan anak usia dini.

Hal tersebut dikatakan Walikota Jambi Drs Arifien Manap dalam laporam keterangan pertanggungjawaban Walikota Jambi akhir masa jabatan periode 2003-2008 pada Sinang Paripurna DPRD Kota Jambi, Rabu (28/5).

Disebutkan, untuk meringankan biaya pendidikan, terutama bagi siswa dari keluarga kurang mampu di Kota Jambi, pada tahun 2004 Pemko Jambi telah memprogramkan bantuan iuran komite sekolah untuk 10.890 siswa SD dengan dana Rp 391,04 juta dan 4.202 siswa SLTP dengan anggaran Rp 554,664 juta.

Menurut Arifien Manap, semula bantuan iuran komite tersebut sudah diprogramkan hingga tahun 2008 dengan menambah cakupan jumlah siswa penerima.

Namun ditengah perjalanan pemerintah pusat memprogramkan dana BOS untuk SD/MI dan SMP/MTs.Sehingga tahun 2005 bantuan itu diganti nama dengan bantuan biaya bagi siswa yang tidak mampu dengan jumlah dana Rp 1,41 milyar.

Pada tahun 2007 Pemkot jambi juga menganggarkan untuk program "Anak Jalanan Kembali ke Bangku Sekolah" dan bantuan untuk guru Ngaji.Sementara itu Anggota Komisi D DPRD Kota Jambi, Efron Purba menyesalkan peleburan 31 unit SD tersebut. Seharusnya Pemko Jambi bukan meleburkan, namun lebih memprioritaskan kualitas tenaga pengajar.

Disebutkan, peleburan 31 SD di Kota Jambi tersebut sangat merugikan masyarakat, khususya orang tua murid yang sekolah yang dileburkan itu dekat dari pemukiman mereka."Kebijakan Pemerintah Kota Jambi mengurangi sekolah SD itu adalah salah. Disaat daerah lain berusaha menambah bangunan sekolah, Pemko Jambi justru meleburkannya.

Di Jambi justru yang sekolah SD swasta tumbuh subur. Ini menandakan kalau kualitas SD di Kota Jambi minus,"ujar Ketua Kominitas Peduli Pendidikan Jambi (KPPJ) Ir Nasrul Yasir kepada Batak Pos, Rabu (28/5).

Menurutnya, kualitas SD di Jambi memang merosot. Pemerintah Kota Jambi justru salah kaprah dengan meleburkan 31 SD. "Seharusnya kualitas guru-guru yang harus diperbaharui dengan menfasilitasi sertifikasi atau pendidikan kesetaraan,"katanya. ruk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar