NYOMAN BUDHIANA/ANTARA
RICUH: Seorang kader Golkar asal Papua digiring ke luar area
Munas IX Golkar saat pembukaan kaerna terlibat keributan antar kader, di Nusa
Dua, Bali, Minggu (30/11).
|
NYOMAN BUDHIANA/ANTARA
RICUH: Seorang kader Golkar asal Papua digiring ke luar area
Munas IX Golkar saat pembukaan kaerna terlibat keributan antar kader, di Nusa
Dua, Bali, Minggu (30/11).
|
NYOMAN BUDHIANA/ANTARA
RICUH: Seorang kader Golkar asal Papua digiring ke luar area
Munas IX Golkar saat pembukaan kaerna terlibat keributan antar kader, di Nusa
Dua, Bali, Minggu (30/11).
* Rencana Aklamasi Loloskan Ical
* Kader Golkar Terlibat Adu Jotos di Luar Arena Munas
Calon Ketua Umum (Ceketum) Golkar Airlangga Hartanto mengaku
menemui kejanggalan dalam proses persiapan dan pelaksanaan Munas IX Golkar. Ia
menyebut semua tata tertib seperti sudah diatur oleh kubu lawan yaitu Aburizal
Bakrie.
Sementara Ketua Presidium Penyelamat Partai Golkar Agung
Laksono prihatin mendengar kabar adanya politik transaksional untuk memenangkan
Aburizal Bakrie (Ical) sebagai Ketua Umum Golkar periode selanjutnya. Agung
menguak imbalan yang didapat Dewan Pimpinan Daerah yang bersedia teken kontrak
dukung Ical.
Sementara itu Mangapura Hall Hotel Westin, tempat Munas
Golkar digelar sudah menguning dipenuhi sekitar 2.000-an peserta Munas Golkar.
Salah satu agenda Munas Golkar yang ditentang oleh Presidium Penyelamat Partai
Golkar ini adalah pemilihan ketua umum Golkar. Isu santer Ketum Golkar Aburizal
Bakrie akan dipilih kembali secara aklamasi.
“Tidak biasa Rapimnas dan Munas hanya jaraknya pendek. Tidak
biasa juga materi Munas tidak dirapatkan di forum pleno. Materi munas. Kejanggalan
itu terjadi," kata Airlangga di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Minggu
(30/11). Apakah kejanggalan ini memang dirasa untuk memenangkan Ical?
“Kalau permainan sepakbola, penyelenggara, wasit, hakim
garis, scoring board dari kesebelasan lawan," ujar Airlangga
mengibaratkan.
Kejanggalan lainnya adalah terkait tata tertib dan jadwal
Munas. Airlangga mengaku belum menerimanya hari ini tapi ada peserta Munas lain
yang sudah memegang tatib.
“Pelaksana melakukan perbedaan treatment kepada yang tidak
satu nafas," keluh Wabendum Golkar ini. Airlangga sebagai pengurus partai
merasa ada diskriminasi. Ia menyebut pengurus yang vokal mendapat 'hukuman'
dengan diberi tugas sebagai panitia dan peninjau.
“Harusnya pengurus dpp statusnya peserta. Yang vokal, jadi
panitia dan peninjau. Misalnya saya dan Mekeng, ini tidak pernah terjadi.
Panitia, peninjau, peserta haknya berbeda," jelasnya.
Ia juga mengeluhkan timsesnya yang tidal mendapatkan tanda pengenal. Ia juga mempertanyakan pengumpulan surat dukungan yang dikumpulkan sebelum Munas.
Ia juga mengeluhkan timsesnya yang tidal mendapatkan tanda pengenal. Ia juga mempertanyakan pengumpulan surat dukungan yang dikumpulkan sebelum Munas.
“Demokrasi itu one delegation one vote, pemilihan tertutup,
surat dukungan bukan surat suara. Di AD/ART tidak ada. Kalau berdasarkan surat
dukungan dan terbuka itu tidak sesuai dengan AD/ART," paparnya.
Namun, Airlangga belum tegas benar apakah akan menggugat
kejanggalan ini. "Kita lihat dari sidang ke sidang. Kita komunikasikan
pada forumnya," ucap Airlangga.
Siap Tantang Ical
Airlangga Hartanto tiba di lokasi Munas IX Golkar di Hotel
Westin, Nusa Dua, Bali. Ia mengaku sudah mengantongi 40% dukungan dari DPD dan
siap menantang Ical di bursa Caketum.
“Insya Allah apabila nanti pelaksanaan sesuai amanat konstitusi, saya siap untuk maju. Untuk pencalonan butuh sekitar 30 persen dukungan DPD, sekarang saya sudah lebih dari 40 persen," kata Airlangga di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Minggu (30/11).
“Insya Allah apabila nanti pelaksanaan sesuai amanat konstitusi, saya siap untuk maju. Untuk pencalonan butuh sekitar 30 persen dukungan DPD, sekarang saya sudah lebih dari 40 persen," kata Airlangga di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Minggu (30/11).
Dukungan itu, kata Airlangga, berasal dari DPD di Jawa,
Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Apakah Airlangga percaya diri bisa
mengalahkan Ical? “Semua kemungkinan ada," jawab Wabendum Partai Golkar
ini.
Maju sebagai caketum, visi yang dibawa Airlangga adalah
terkait regenerasi. Menurutnya, Golkar membutuhkan kepemimpinan yang berbeda
yaitu yang mengutamakan kaum muda.
“Penting untuk mengawal pembangunan ekonomi sampai 2019. Di tengah demografi indonesia yang berubah, demografi blooming diisi orang muda. Kepemimpinan Golkar harus berbeda," jelasnya.
“Penting untuk mengawal pembangunan ekonomi sampai 2019. Di tengah demografi indonesia yang berubah, demografi blooming diisi orang muda. Kepemimpinan Golkar harus berbeda," jelasnya.
Sebelumnya, salah satu caketum Golkar MS Hidayat
mengundurkan diri dari pencalonan dan menyatakan mendukiung Ical. Airlangga
mengaku tidak akan mengikuti langkah Hidayat.
“Saya berbeda dengan Pak Hidayat. DPD Pak Hidayat sebagian ada di tempat saya," pungkasnya.
“Saya berbeda dengan Pak Hidayat. DPD Pak Hidayat sebagian ada di tempat saya," pungkasnya.
DPD Dapat Rp 50 Juta-Rp 100 Juta
Sementara Ketua Presidium Penyelamat Partai Golkar Agung
Laksono prihatin mendengar kabar adanya politik transaksional untuk memenangkan
Aburizal Bakrie (Ical) sebagai Ketua Umum Golkar periode selanjutnya. Agung
menguak imbalan yang didapat Dewan Pimpinan Daerah yang bersedia teken kontrak
dukung Ical.
“Yang teken ada imbalan antara Rp 50 Juta sampai Rp 100 Juta," ungkap Agung di Bali, Minggu (30/11).
Agung menyatakan politik transaksional ini dijalankan dalam
'operasi pasar' kepada DPD-DPD Golkar. Strategi ini dikombinasikan dengan cara
intimidasi pemecatan terhadap pengurus DPD yang tak mau mendukung Ical.
Ada dua substansi surat pernyataan yang harus ditandatangani DPD itu. Pertama, untuk mendukung Ical. Dan kedua, mencabut dukungan kepada calon ketua umum selain Ical.
“Ada 'operasi pasar' ke bawah langsung. Mendatangi DPD untuk memperbaharui surat dukungannya, jika nanti ada surat dukungan di luar itu maka dinyatakan kadaluarsa. Pakai materai Rp 6000,- dikumpulkan DPD Provinsi (DPD I). Ini dalam rangka memperbaharui dukungan dan memastikan dukungan ke Ical," ungkal Agung.
Jika ini dilakukan, maka dukungan satu-satunya dipastikan
hanya untuk Ical seorang. Dengan begitu, penentuan Ketum Golkar akan dilakukan
secara aklamasi.
“Ini kira-kira dilakukan antara empat hingga lima hari yang lalu," kata Agung.
Bila pengurus DPD menolak penandatanganan dukungan untuk caketum inkumben itu, maka konsekuensi pahit menanti: pemecatan.
“Dan terbukti, beberapa hari ini ada yang dipecat dari
sejumlah DPD II," kata Agung.
Politik Uang dan Intimidasi
Agung Laksono melihat ada permainan politik uang dalam pemenangan
Aburizal Bakrie (Ical) sebagai Ketua Umum Golkar dalam Munas di Bali. Siasat
pemenangan itu dipandangnya sarat dengan politik uang dan intimidasi pemecatan
kepada pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar.
Agung Laksono berbicara di Bali, Minggu (30/11), mengawali pemaparannya dengan keprihatinan, yakni rapat penentuan Ketum Golkar akan dipimpin Nurdin Halid. Penentuan akan dilakukan secara aklamasi.
“Barusan kami dapat laporan, Nurdin Halid yang akan
memimpin rapat. Itu menggambarkan tidak ada pemilihan tertutup. Yang ada adalah
aklamasi dan pemilihan terbuka," kata Agung.
Dengan cara itu, DPD-DPD yang memegang hak suara itu akan takut untuk menyatakan aspirasinya. Tak ada pilihan lain kecuali mendukung Ical. Suara DPD II sudah dikondisikan sedemikian rupa oleh DPD I sehingga bakal solid mendukung Ical. Caranya, lewat politik transaksional dan politik intimidasi.
Dengan cara itu, DPD-DPD yang memegang hak suara itu akan takut untuk menyatakan aspirasinya. Tak ada pilihan lain kecuali mendukung Ical. Suara DPD II sudah dikondisikan sedemikian rupa oleh DPD I sehingga bakal solid mendukung Ical. Caranya, lewat politik transaksional dan politik intimidasi.
“Dua hal (strategi pemenangan Ical), pertama yaitu
iming-iming pragmatisme transaksional," kata Agung. Menurut Agung, politik
iming-iming uang ini mencederai ideologi Golkar. Pengurus tingkat daerah
menjadi tertarik dengan uang imbalan dan akhirnya memilih Ical sebagai Ketum.
”Kedua, tekanan-tekanan berupa ancaman sangat menakutkan. Dua hari lalu pengurus DPD II sudah dipecat, yakni dari Sumatera Utara, Papua, dan Padang. Pemecatan ini membuat mereka tidak berkutik," tutur Agung.
“Apa sih nih kehebatan manusia ini, tapi karena tekanan dan
bantuan duit, jadi pilihan DPD tidak murni dari dalam hati. Buat apa saya
bertarung dalam arus itu. Ini smua didesain," tandas Agung.
Agung Laksono tak ingin ajang Munas IX Golkar yang diadakan
kubu calon ketua umum incumbent Aburizal Bakrie menjadi rusuh. Untuk itu dia
meminta panitia Munas Bali ini agar tak memancing keributan.
“Panitia dan penyelenggara jangan timbulkan situasi yang
'men-trigger' hal itu (kerusuhan)," kata Agung. Menurut Agung, kekerasan
apalagi berujung pertumpahan darah akan mencederai demokrasi di Indonesia. Semua
pihak diharapkan bisa menjaga situasi dan kondisi.
”Saya minta jangan dibiarkan kekerasan dalam bentuk apapun dalam dunia politik kita," tutur Agung. Agung menjamin pihak pro Presidium Penyelamat Partai tak akan bikin onar dalam gelaran Munas kubu Ical itu. Dinyatakannya, gaya adu otot bukanlah keahlian pihak penyelamat Golkar.
”Saya minta jangan dibiarkan kekerasan dalam bentuk apapun dalam dunia politik kita," tutur Agung. Agung menjamin pihak pro Presidium Penyelamat Partai tak akan bikin onar dalam gelaran Munas kubu Ical itu. Dinyatakannya, gaya adu otot bukanlah keahlian pihak penyelamat Golkar.
“1.000 persen nggak ada skenario rusuh. Karena soal berantem
(berkelahi) bukan keahlian dan kompetensi kami," tutur Agung.
Absenya Kosgoro dan MKGR di Munas
Munas IX Golkar akan segera dimulai dalam hitungan menit.
Namun, dua ormas yang dirikan petinggi Golkar belum memastikan akan hadir. Dua
ormas Golkar itu adalah Kosgoro yang dipimpin Agung Laksono dan MKGR yang
dipimpin Priyo Budi Santoso.
“Ormas mandatnya sudah masuk semua, tapi kita mau konfirmasi
lagi, MKGR dan Kosgoro apakah ketuanya akan datang atau diwakilkan," kata
Ketua OC Munas Achmadi Noor Supit kepada wartawan di arena munas di Hotel
Westin, Nusa Dua, Bali, Minggu (30/11).
Supit mengatakan undangan untuk dua ormas itu sudah
jauh-jauh hari dikirim, namun tak kunjung ada konfirmasi kehadiran. Meski
demikian, ketidakhadiran dua ormas itu tak akan mempengaruhi jalannya munas.
“Pemilik suara 98% sudah hadir," ujar mantan Ketua
Badan Anggaran DPR ini. Priyo dan Agung Laksono diketahui sudah berada di Bali.
Namun kedua tokoh Golkar itu menolak pelaksanaan munas.
Cabuti Atribut Golkar
Sekelompok massa mendatangi arena Munas Golkar dan mencabuti
atribut. Bendahara Umum Golkar Setya Novanto enggan komentari kelompok massa
tak dikenal tersebut.
“Saya tidak tahu mereka itu siapa, tidak tahu siapa yang kirim massa itu, semoga nanti cepat kondusif," kata Novanto di Westin Hotel, Kawasan Nusa Dua, Bali, Minggu (30/11). Sebelumnya menjelang Munas kali ini suasana Golkar memanas. Sempat pula terjadi bentrokan di Kantor DPP Golkar.
“Saya tidak tahu mereka itu siapa, tidak tahu siapa yang kirim massa itu, semoga nanti cepat kondusif," kata Novanto di Westin Hotel, Kawasan Nusa Dua, Bali, Minggu (30/11). Sebelumnya menjelang Munas kali ini suasana Golkar memanas. Sempat pula terjadi bentrokan di Kantor DPP Golkar.
Buntut dari perpecahan itu adalah muncul satu kubu yang
menamakan diri Presidium Penyelamat Partai dan dipimpin oleh Agung Laksono.
Presidium pun menolak Munas IX di Bali ini.
“Kita yakin semua perbedaan hal yang dinamis tapi saya yakin
kalau sama sama keluarga besar bisa disatukan kembali," ucap Novanto.
Prabowo dan Petinggi KMP
Ketua umum parpol anggota Koalisi Merah Putih (KMP) ikut
meramaikan pembukaan Munas Golkar di Bali. Tak ada petinggi parpol Koalisi
Indonesia Hebat di pembukaan Munas Golkar.
Prabowo yang memasuki ruang Munas Golkar di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Minggu (30/11) pukul 20.00 Wita, sempat salaman dan memeluk mantan istrinya, Titiek Soeharto, agak lama. Ketum Gerindra itu kemudian duduk bersebelahan dengan para ketua umum parpol anggota KMP lainnya.
Prabowo yang memasuki ruang Munas Golkar di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Minggu (30/11) pukul 20.00 Wita, sempat salaman dan memeluk mantan istrinya, Titiek Soeharto, agak lama. Ketum Gerindra itu kemudian duduk bersebelahan dengan para ketua umum parpol anggota KMP lainnya.
Hadir juga Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, Presiden PKS Anis
Matta, eks Ketum PPP Suryadharma Ali dan Ketum PPP Djan Faridz, Ketua Harian PD
Syarief Hasan. Hadir juga Ketua MPP PAN Amien Rais, dan Ketua Umum Perindo Hary
Tanoesoedibjo.
Para ketum parpol anggota KMP duduk di barisan depan. Sembari menunggu acara pembukaan dimulai, para ketum parpol KMP saling bercengkerama sembari menebar senyum. Tak lama lagi Ketum Golkar Aburizal Bakrie akan membuka Munas IX Golkar dengan pidato politiknya.
Para ketum parpol anggota KMP duduk di barisan depan. Sembari menunggu acara pembukaan dimulai, para ketum parpol KMP saling bercengkerama sembari menebar senyum. Tak lama lagi Ketum Golkar Aburizal Bakrie akan membuka Munas IX Golkar dengan pidato politiknya.
Sementara itu Mangapura Hall Hotel Westin, tempat Munas Golkar digelar sudah menguning dipenuhi sekitar 2.000-an peserta Munas Golkar. Salah satu agenda Munas Golkar yang ditentang oleh Presidium Penyelamat Partai Golkar ini adalah pemilihan ketua umum Golkar. Isu santer Ketum Golkar Aburizal Bakrie akan dipilih kembali secara aklamasi.
Pengamanan di sekitar area Munas Golkar sangat ketat. Ribuan pecalang dan petugas keamanan berjaga di sekitar lokasi Munas Golkar. Sementara TNI dan Polri juga berjaga di ring terluar.
Ricuh
Munas Golkar baru dibuka beberapa menit, namun ada kericuhan
karena masalah sepele. Dua kader dari DPD Papua berkelahi karena saling ledek
saat acara makan malam di area lobi Hotel Westin atau depan ruangan Munas Bali,
Minggu (30/11) malam.
Awalnya, seorang kader DPD Papua mengambil makan malam yang
sudah disediakan panitia. Tapi, kader yang menggunakan batik warna kuning itu
mengambil makan dengan cara berteriak.
“Munas Golkar bubar, Munas Golkar bubar," kata pria
tersebut. Karena tidak suka dengan teriakan itu, salah seorang koleganya yang
juga dari DPD Papua mencoba menyindir.
“Kita ini cuma pendatang, janganlah bikin ribut, enggak usah
bikir ribut, makan gratis," ujar pria yang mengenakan jas Golkar itu. Mendengar
pernyataan itu, kader yang pertama teriak tidak terima. “Hei, kenapa, mulut,
mulut saya, kenapa?
Balasan omongan itu malah direspon dengan tantangan
berkelahi. Mereka berdua pun saling banting piring dan adu jotos. Para satgas
yang menjaga keamanan di area lobi pun terlihat kesal. Saat memisahkan dua
kader Papua itu, sebagian Satgas yang terlanjur emosi ini malah memisahkan
dengan cara yang agak kasar.
Sikap para Satgas ini justru membuat dua kader yang
berkelahi semakin emosi. Mereka berdua sempat melempar piring-piring yang ada
di meja, banner, hingga tempat sampah.
Tapi, karena kalah jumlah, dua kader dari Indonesia Timur ini diamankan petugas kepolisian. Salah satunya bahkan dikejar satgas sampai ke luar lobi. Belum diketahui nama kedua kader ini.(*/lee)
Tapi, karena kalah jumlah, dua kader dari Indonesia Timur ini diamankan petugas kepolisian. Salah satunya bahkan dikejar satgas sampai ke luar lobi. Belum diketahui nama kedua kader ini.(*/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar