PASAR MURAH: Seorang tukang parkir tampak membeli
sembako murah di Pasar Murah Perbangkan di Kantor BI Jambi, Juli lalu dalam
mengantisipasi kenaikan harga sembako. FOTO ROSENMAN MANIHURUK/HARIAN JAMBI
Inflasi Kota Jambi Masih Terkendali
JAMBI-Peran media massa sangat dibutuhkan guna menjaga inflasi di
Kota Jambi. Kerjasama dengan media massa juga perlu ditingkatkan untuk
memberikan informasi kepada masyarakat terkait kegiatan Tim Pengendalian
Inflasi Daerah (TPID) Kota Jambi.
R MANIHURUK, Jambi
Secara umum semua pihak melihat penanganan inflasi di bulan
Juli 2014 sudah baik. Seperti pelaksanaan Operasi Pasar di bulan Ramadan agar
masyarakat dapat membeli barang dengan harga terjangkau.
Hal itu dikatakan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Jambi Vielloeshant Carlusa melalui Kepala Unit Komunikasi dan Koordinasi
Kebijakan Kantor Perwakilan BI Provinsi Jambi Ihsan W Prabawa, kepada wartawan
di sela-sela pertemuan Tim Teknis TPID Kota Jambi di ruang Kajang Lako, Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Jambi, Rabu (13/8).
Pertemuan itu dihadiri perwakilan Bank Indonesia, Bappeda Kota
Jambi, BPS Kota Jambi, Perum Bulog, PT Pertamina, BMKG, perwakilan SKPD terkait
dan media massa di Kota Jambi.
Agenda pertemuan inflasi kali ini yakni membahas Review
Inflasi Juli 2014, Stabilisasi Harga Pasca Lebaran, Strategi Menghadapi Potensi
Tekanan Inflasi akibat Pembatasan Penjualan BBM Bersubsidi.
Pertemuan TPID ini mengundang Misbah Bukhori dari PT
Pertamina sebagai narasumber untuk membahas dampak kebijakan pembatasan
penjualan BBM bersubsidi dan rencana kenaikan harga LPG tabung 3 kilogram.
Menurut Ihsan W Prabawa, BI Jambi melihat Inflasi bulan Juli
2014 cenderung dipengaruhi inflasi administered prices. Sedangkan inflasi inti
dan volatile foods relatif stabil. BI memproyeksikan inflasi bulanan di Jambi
bulan Agustus pada kisaran 0,15% sampai dengan 0,65%.
BI juga melihat faktor risiko inflasi pangan akibat anomali
cuaca, kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL), kenaikan harga LPG dan pembatasan
kuota penjualan BBM bersubsidi sebagai faktor yang dapat meningkatkan inflasi.
Namun, kecukupan pasokan bahan makanan dan ekspektasi masyarakat bahwa inflasi
mulai menurun menjadi faktor yang dapat mendorong kestabilan harga.
Sementara Bappeda Kota Jambi melihat tidak terjadi gejolak
harga yang berarti setelah inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Talang Banjar dan
Pasar Angsoduo sebelum bulan puasa dan operasi pasar yang dilakukan di kedua
pasar tersebut selama bulan puasa.
Sementara BPS Kota Jambi menilai inflasi Kota Jambi masih
terkendali karena kecukupan stok. BPS juga mengusulkan kepada TPID untuk
mewaspadai potensi inflasi yang disebabkan kenaikan tarif tenaga listrik (TTL),
harga LPG, dan peningkatan konsumsi menjelang dimulainya tahun ajaran baru.
Terkait dengan potensi tekanan inflasi akibat pembatasan
penjualan BBM bersubsidi, pihak PT Pertamina memberikan overview mengenai
jumlah SPBU, Agen Premium Minyak dan Solar (APMS) dan SPBN di Provinsi Jambi.
Misbah Bukhori menjelaskan, terkait Surat Edaran BPH Migas
yang menginstruksikan pembatasan waktu pelayanan dan penjualan BBM bersubsidi,
di Provinsi Jambi, terdapat 2 SPBU di Kota Jambi yang terkena kebijakan
pembatasan waktu operasional penjualan BBM bersubsidi.
Namun, kedua SPBU tersebut tidak berada di jalur logistik.
Hingga kini belum memberikan dampak signifikan terhadap aktivitas perekonomian.
Terkait rencana kenaikan LPG, sampai saat ini belum ada keputusan tanggal dan
waktu kenaikan harga LPG tabung 12 kg.
Pertamina juga memastikan bahwa kenaikan hanya akan terjadi
pada LPG tabung 12 kg dan pada LPG tabung 3 kg tidak akan naik. Untuk
mengantisipasi hal tersebut Pertamina mempersiapkan alternatif produk BBM non
subsidi di SPBU (pertaminaDex) untuk memenuhi permintaan.
Menurut Misbah Bukhori, pertamina juga telah berkoordinasi
dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Tanjung Jabung Barat dalam menjaga pasokan
solar kepada nelayan dengan mengutamakan distribusi solar ke kapal-kapal
nelayan di bawah 30 CT.
Sementara Disperindag Kota Jambi hingga kini tetap melakukan
pengawasan barang-barang terutama sembako. Disperindag juga berharap program pasar murah ditingkatkan
pelaksanaannya dan dapat dilakukan kerjasama dengan dinas terkait untuk
menambah produk yang dijual di pasar murah.
Disperindag Kota Jambi juga merencanakan pembuatan neraca
perdagangan Kota Jambi dalam rangka mendukung pembuatan peta surplus/defisit.
Kemudian BMKG memprediksikan bahwa potensi El Nino belum
terlalu berpengaruh. Musim kemarau juga diprediksi di bulan November.
Sedangkan Perum BULOG Jambi memaparkan mengenai stok beras
Bulog Jambi per 13 Agustus 2014 sebesar 5.580 ton dan ada rencana beras yang
akan masuk ke Jambi sebanyak 2.000 ton.
Bulog memprediksi angka tersebut cukup untuk stok 4 bulan ke
depan. Bulog juga mewaspadai isu El Nino yang dapat mengganggu produksi beras
di Palembang, Lampung dan Jawa.
El Nino juga dapat mengganggu produksi komoditi lain seperti
cabai dan bawang. Untuk mengantisipasi hal tersebut BULOG telah mengimpor
500.000 ton beras dari Vietnam dan Thailand yang saat ini sudah mulai masuk ke
Indonesia.
Dinas Peternakan Kota Jambi memaparkan progress sosialisasi
daging beku di kecamatan-kecamatan di Kota Jambi. Dinas Peternakan juga telah
melakukan operasi pasar pada H-3 s.d H-1 menjelang lebaran sebanyak 1,2 ton
daging beku.(*/lee)Berita Ini Juga Naik di http://harianjambi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar