Gubernur BI Agus Martowardojo |
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat, secara
triwulanan harga properti residensial mengalami peningkatan. Hal ini terlihat
dari Indeks Harga Properti Residensial triwulan II-2014 yang tumbuh 1,69% (q to
q), atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya 1,45%.
Namun bila dibandingkan triwulan II-2014, kenaikan harga properti residensial
mengalami perlambatan, dari 7,92% di triwulan II-2013 menjadi 7,40% di triwulan
II-2014.
“Sudah hampir memasuki masa jenuh. Harga ketinggian, permintaannya turun,"
kata Associate Director/Research Colliers Internasional Ferry Salanto saat
acara BI Bareng Media (BBM), di Gedung BI, Thamrin, Jakarta, Rabu (13/8).
Ferry mencontohkan, properti seperti di kawasan Bumi Serpong
Damai (BSD) tahun lalu naik hingga 15%. Namun tahun ini mengalami sedikit
perlambatan.
“Tapi ini secara umum juga tak hanya di BSD, nah ketika harga tinggi orang
masih banyak yang ambil. Tapi lama kelamaan sudah terlalu tinggi harganya
akhirnya melambat. Karena orang berpikir dua kali lebih realistis. Dan akhirnya
untuk beli propertinya nanti-nanti dulu. Cari yang lebih murah," jelas
dia.
Berdasarkan tipe rumah, perlambatan kenaikan harga terjadi pada semua tipe
rumah terutama rumah tipe besar tahun ini. Sementara itu, berdasarkan wilayah,
perlambatan kenaikan harga paling tinggi terjadi di Surabaya dan Medan.
Di tempat yang sama, Direktur Eksekutif Statistik BI Hendi Sulistiowaty
menyebutkan, kenaikan harga properti secara triwulanan terjadi pada semua tipe
rumah terutama pada rumah tipe kecil yang tumbuh 2,09%, lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya 1,90%.
“Kami hanya monitor pasar primer. Bukan rumah seken, tapi rumah baru. Secara
triwulanan, harga properti residensial meningkat tapi secara tahunan melambat.
Diperkirakan tumbuh positif. Tetap naik tapi melambat," ujar dia.
Sementara itu, menurut regional, kenaikan harga properti residensial secara
triwulanan hampir di semua kota cakupan survei, terutama di Manado dan Makassar
terjadi pada rumah tipe besar sejalan dengan tumbuhnya perekonomian di kedua
wilayah sebagai pintu gerbang pembangunan ekonomi di wilayah timur Indonesia.
“Makassar, wilayah timur perkembangan besar. Timur cukup pesat. Properti
berkembang sangat baik," katanya.(dtk/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar