Halaman

Kamis, 28 Juli 2011

Ribuan Calon Mahasiswa Asal Sumut Masih Kesulitan Cari Tempat Kost di Jambi

Mujur : Bapak Munthe merupakan orang tua calon mahasiswa yang mujur bisa langsung mendapatkan tempat kosan untuk anaknya di depan Kampus Unja Mendalo, Muarojambi. Dirinya tampak saat mempersiapkan kompor masak untuk anaknya di salah satu kosan milik Bude depan kampus tersebut, Rabu (27/7). Foto batakpos/rosenman manihuruk

Jambi, BATAKPOS

Ribuan calon mahasiswa/i asal Sumatera Utara hingga kini masih kesulitan mencari tempat tinggal (kost) di wilayah sekitar Kampus Universitas Jambi (Unja) Mandalo Darat, Kabupaten Muarojambi dan Kota Jambi. Tempat kost yang tersedia di wilayah kampus Unja kurang mampu menampung calon mahasiswa yang diterima di Unja tahun ini.

Bahkan pengusaha etnis Batak yang sukses di Kota Jambi juga hingga kini belum ada yang melirik untuk membuat rumah kosan khusus mahasiswa asal Sumatera Utara. Padahal usaha ini sangat menjanjikan. Kini uang kosan satu kamar ukuran 4X 6 meter dengan kamar mandi umum ditarif Rp 3 juta per tahun untuk biasa dan kamar mandi sendiri sekitar Rp 4 juta per tahun.

“Sulit sekali mencari tempat kost di wilayah Kampus Unja Mendalo, Muarojambi. Tempat kost sangat terbatas yang bisa ditempuh jalan kaki untuk pergi ke kampus. Memang kita kesulitan mencari tempat kost di sekitar kampus ini,”ujar Manihuruk, ayah dari Jul Manihuruk, calon mahasiswa Unja Fakultas Pertanian kepada BATAKPOS di Unja Mendalo Darat, Muarojambi, Rabu (27/7).

Jul Manihuruk lulusan dari SMA di Kabanjahe, Kabupaten Karo. Mereka tiba di Jambi Senin dan mendaftar ulang di Unja Mandalo, Rabu (27/7).

“Memang kita kesulitan mencari tempat kost, khususnya untuk pria. Harga rata-rata kamar kost dari harga Rp 3 juta hingga Rp 4 juta per tahun. Sepekan ini saya harus mendampingi anak saya untuk mencari tempat kost,”katanya.

Namun kata Manihuruk, dirinya mujur dan mendapatkan tempat kost dengan harga Rp 3 juta per kamar setahun yang percis didepan kampus Unja Mendalo. Anaknya Jul kost bersama Alex Munthe yang juga satu fakultas dengannya asal SMA di Medan.

“Saya akhirnya bisa lega sedikit. Tempat kostnya sudah ada. Satu kamar untuk berdua, sehingga pembayaran ringan sedikit (Rp 1,5 juta per orang). Saya tinggal memikirkan untuk beli kasur dan lemari. Saya mujur pas kamar itu baru ada yang tamat, jadi lumayanlah tidak bingung lagi,”katanya.

Hal senada juga dikatakan Munthe, orang tua dari Alex Munthe. Sekelurga ini ikut mengantar anaknya paling sulung itu ke Jambi untuk kuliah di Unja Jambi.

“Awalnya saya sudah prihatin mau cari tempat kos anak saya. Kami sekeluarga ikut mengantar anak saya Alex ke Jambi. Seharian kami keliling di sekitar kampus Unja Mendalo menanyakan tempat kost. Untung tempat kos Bude ini ada yang kosong,”ujar Munthe saat beres-beres tempat kost anaknya itu.

Sulitnya mencari tempat kost mahasiswa dari asal Sumut juga diakui Ican Sumbayak, mahasiswa Unja semester VI Fakultas Hukum. Menurutnya, tempat kost untuk mahasiswa asal Sumatera Utara memang sulit.

“Mahasiswa terpaksa tiga sekamar karena tidak adanya tempat kost. Kalaupun ada tempat kost banyak dikhususkan untuk putri. Jadi untuk kost pria memang cukup sulit didapatkan di Unja Mendalo,”katanya.

Seorang pemilik rumah kos-kosan di depan kampus Unja Mandalo, Bude saat berbincang-bincang dengan BATAKPOS mengatakan, dirinya membeli rumah di sekitar kampus hanya untuk dikontrakkan kepada mahasiswa.

“Kita beli rumah disekitar kampus itu sebagai investasi saja. Kini kami memiliki 15 kamar koskosan dari harga Rp 3 juta hingga Rp 4 juta per tahun. Rumah ini awalnya saya beli milik Dosen Unja. Ternyata makin lama usaha buka kos-kosan di Kampus Unja Mendalo makin menguntungkan. Dari tahun ketahun tarif meningkat hingga Rp 1 juta, tergantung kondisi kamar dan fasilitasnya,”katanya.

Beberapa calon mahasiswa asal Sumut mengaku kesulitan mencari tempat kost di sekitar kampus Unja Mandalo, Muarojambi. Calon mahasiswa tersebut terpaksa masih mondok di rumah kerabat atau famili di Kota Jambi hingga adanya tempat kost di Kampus Unja Mandalo.

Para mahasiswa juga menyesalkan kenapa pengusaha etnis Batak yang sukses di Jambi tidak satupun untuk membuka usaha kos-kosan khusus untuk mahasiswa asal Sumut. Para calon mahasiswa tersebut juga mengaku kecewa karena para komunitas mahasiswa asal Sumut di Unja atau gereja tidak bisa menjembatani pencarian kosan untuk mahasiswa asal Sumut yang setiap tahunnya mencapai ribuan orang. ruk (Berita ini sudah naik di HU BATAKPOS Edisi Cetak Kamis 28 JUli 2011).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar