Halaman

Selasa, 05 Juli 2011

Ratusan Pedagang “Halak Hita” Bosan Janji Pemerintah

Terkatung-katungnya Relokasi Pasar Angso Duo

Jambi, BATAKPOS

Ratusan pedagang etnis Batak (halak kita) yang menggantungkan hidup selama puluhan tahun di Pasar Tradisional Angso Duo Jambi kini mengaku bosan dengan janji-janji pemerintah yang akan segera merelokasi yang tidak laik lagi tersebut. Bahkan pedagang menuding pemerintah “parjanji koling” (pembohong) atas relokasi tersebut.

Setahu pedagang relokasi pasar tersebut sudah direncanakan tahun 2001 silam. Namun hingga kini belum menunjukkan realisasi. Bahkan tarik ulur kepentingan antara Pemerintah Provinsi Jambi dengan Pemerintah Kota Jambi menambah panjang persoalan rencana relokasi pasar tersebut.

Pedagang Pasar Angsoduo,khususnya “halak hita” mengaku sudah bosan dengan janji-janji pemerintah. Mereka bahkan tidak peduli Angsoduo mau dibangun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi atau Kota Jambi, para pedagang hanya berharap pasar modern yang sudah dijanjikan sejak bertahun-tahun lalu cepat dibangun.

“Kita tiodak peduli siapa yang membangun. Yang penting Pasar Angsoduo cepat dibangun. Jangan hanya janji-janji saja. Kita hanya berharap pasar itu tidak kumuh seperti kondisi saat ini. Apalagi, Angsoduo sekarang sudah sangat semrawut, karena tidak pernah terkelola dengan baik. Kita ini butuh bukti bukan janji, kalau bisa segeralah dibangun, agar pasar ini terlihat tertata rapi,” ujar M Saragih salah seorang pedagang beras kepada BATAKPOS, Minggu (3/7/11).

Menurut Saragih, pedagang lain sudah berjubel di badan jalan. “Kami yang di dalam, kadang-kadang sepi pedagang. Apalagi kalau hujan, pembeli tidak mau masuk ke dalam karena jorok dan becek,”katanya.

Hal senada juga dikatakan N br Purba, salah seorang pedagang sayuran. Dirinya mengeluh dengan kondisi pasar yang sudah tidak layak. Menurutnya, apapun masalah di pemerintahan untuk membangun pasar ini, sebaiknya cepat diselesaikan.

“Kita mohon pasar ini secepatnya lah dibangun. Soalnya ribuan pedagang sudah tidak nyaman di pasar tersebut. Apalagi pembeli hanya mau membeli yang adadi bahu jalan. Untuk kedalam pasar sudah mengurungkan niat karena kondisi pasar jorok dan becek,”katanya.

Menurut N br Purba dan M Saragih, hampir sekitar 500 orang Batak menggantungkan nasibnya di Pasar Angso Duo. Dari jual pakaian bekas hingga rempah-rempah bahkan rentenir.

Pemprov Jambi, menginginkan pasar ini dibangun dan dikelola oleh BUMD Pemprov yakni PT JII. Sementara Pemkot, tidak mempermasalahkan siapa yang membangun asalkan pengelolaan diserahkan ke pihaknya.

Sementara DPRD Kota Jambi, menolak pembangunan dan pengelolaan dilakukan PT JII, alasannya pengelolaan sudah dijanjikan gubernur sejak awal untuk diserahkan ke Pemkot Jambi. ruk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar