Halaman

Kamis, 07 Juli 2011

Program Sekolah Gratis Ala Walikota Jambi Hanya Pepesan Kosong

Biaya Sekolah : Beberapa ibu rumah tangga di Kota Jambi terpaksa mencari uang tambahan untuk biaya permasukan sekolah anak dengan menggeluti profesi pengupas bawang di Toko Riko, Jl Dewi Sartika Pasar Angso Duo Jambi, Rabu (6/7/11). Para IRT tersebut mendapat upah kupas bawang Rp 2500 per kilogram, satu hari seorang bisa dapat upah Rp 25 ribu. Foto batakpos/rosenman manihuruk.

Jambi, BATAKPOS

Program sekolah gratis tingkat sekolah dasar hingga sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) yang “dijual” pasangan Walikota Jambi dr Bambang Priyanto-Sum Indra saat kampanye walikota Jambi tahun 2009 silam, hingga kini hanya pepesan kosong. Pasalnya Penerimaan Siswa Baru (PSB) di sekolah negeri SD,SMP, SMA di Kota Jambi semuanya pakei biaya.

Hingga tahun ke tiga (2011) masa jabatan pasangan Walikota Jambi, program sekolah gratis yang dulu mampu mengambil rasa simpatik warga Kota Jambi, hingga kini hanya “manis dimulut”. Program sekolah gratis itu ternyata hanya isapan jempol semata yang pada keyataannya bohong belaka.

Sejumlah orang tua siswa yang ditemui BATAKPOS, Rabu (6/7/11) mengatakan, program sekolah gratis yang dulu digembar-gemborkan Bambang Priyanto-Sum Indra lewat media hanya bentuk pencitraan dan mengambil simpatik masyarakat.

Para orang tua siswa meminta Walikota Jambi dr Bambang Priyanto untuk bertanggungjawab terhadap program sekolah gratis yang sempat disuguhkannya kepada masyarakat Kota Jambi sebelum jadi Walikota.

PSB Identik Duit

Penerimaan siswa baru dari tingkatan SD, SMP, SMA negeri di Kota jambi tidak terlepas dari urusan duit. Seperti yang terjadi di SMA 5 Kota Jambi. Ratusan wali murid, Rabu (6/7/11) mendatangi gedung DPRD Kota Jambi guna melaporkan keberatan atas biaya masuk PSB yang mencapai Rp 4 juta per siswa.

“Ada dua jenis biaya yang harus dibayarkan, yakni Rp 1.160.000 (wajib) dan Rp 2.550.000 uang pengembangan sekolah. Kalau yang wajib sih saya tidak keberatan, namun uang dua juta lima ratus itu jelas saya keberatan, empat juta lebih yang harus dikeluarkan orang tua,” kata salah seorang wali murid di hadapan Anggota DPRD Kota Jambi.

Secara rinci, biaya sebesar Rp 1.160.000 yang harus dikeluarkan orang tua siswa itu, untuk uang OSIS Rp 240.000, Rp 50.000 untuk pustaka, Rp 25.000 untuk asuransi masing-masing siswa, Rp 700.000 untuk seragam sekolah, Rp 120.000 untuk uang komite. Sisanya sebanyak Rp 25.000 untuk komputer.

Kemudian biaya sebesar Rp 2.550.000 yang sangat dikeluhkan orang tua siswa adalah untuk biaya pengembangan sekolah. Dirinya juga menyayangkan tindakan komite sekolah yang tidak berpihak kepada orang tua siswa.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Jambi, Jumisar mengatakan, pihaknya menyerahkan persoalan itu kepada pihak komite sekolah. Kalau memang sudah ada kesepakatan komite seperti itu, boleh saja.

Kemudian orang tua siswa juga kecewa dengan biaya tes masuk kelas unggul dan kelas RSBI di SMAN 5 sebesar Rp 300 ribu. Banyak sekali biaya yang harus dikeluarkan. Penerimaan PSB di SMA 4 Kota Jambi identik dengan percaloan.

Kemudian orang tua siswa yang gagal dalam Penerimaan Siswa Baru (PSB) di SMAN 4 Kota Jambi, juga mendatangi DPRD Kota Jambi. Mereka mengadukan kegagalan anaknya di tes PSB, padahal anaknya selalu berprestasi.

Sementara Anggota Komisi D di DPRD Kota Jambi tidak ada yang menerima orangtua siswa tersebut karena tidak masuk kantor. Ketidakhadiran anggota dewan ini, karena ada yang sedang studi banding dan ada juga yang tidak masuk.

Dari data yang diperoleh BATAKPOS, biaya PSB di sekolah SMP dan SMA Negeri di Kota Jambi berkisar dari Rp 1 juta hingga Rp 4 juta. Masing-masing sekolah tarifnya berfariasi. ruk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar