Halaman

Sabtu, 02 Juli 2011

Petani Jambi Belum Berbasis Pengusaha

Jambi, BATAKPOS

Petani di Provinsi Jambi hingga kini masih sebatas petani budidaya. Namun untuk menjadi petani berbasis pengusaha, hingga kini masih jauh dari harapan. Akibatnya petani selalu merugi dan tidak punya kekuatan dalam menentukan harga komuditi yang dijual kepada pedagang atau agen.

Selain belum memiliki jiwa usaha, petani di Provinsi Jambi belum memiliki kelompok tani yang solid. Sehingga dalam menentukan harga, masih tergantung kepada pedagang atau tengkulak-tengkulak yang selama ini leluasa memanfaatkan petani.

Demikian dikemukakan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Ir Tagor Mulai Nasution ATAKPOS, Jumat (1/7/11) menyusul banyaknya keluhan petani terkait dengan merosotnya sejumlah harga komuditi unggulan seperti pinang dan kelapa di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan sayuran dan kentang di Kabupaten Merangin.

“Selama ini petani masih sebatas budidaya komuditi. Tidak mengerti dengan agrobisnis, dan pemasaran hasil pertanian. Hal ini membuat harga komuditi petani sering dipermainkan tengkulak. Kalau petani punya jiwa usaha, hal ini tidak akan terjadi,”katanya.

Tagor Mulia mencontohkan, jika petani kompak dan memiliki kelompok tani dan koperasi, hasil komuditi mereka bisa ditampung oleh koperasi. Kemudian harga ditentukan oleh koperasi, sehingga punya power untuk tawar-menawar harga dengan pedagang/pengusaha. Selanjutnya para petani memiliki bargaining posisi.

“Memang selama ini petani kesulitan biaya sehari-hari menunggu hasil panen tiba. Sebagai solusinya seharusnya Depertemen Pertanian dapat menggunakan dana talangan yang ada pada pos departemen tersebut,”katanya.

Namun pada kenyataannya dana tersebut hanya untuk petani padi dan jagung. Sebaiknya dana itu diserahkan langsung kepada daerah masing-masing. Sehingga hasil komuditi unggulan di daerah masing-masing dapat dibantu dengan dana talangan tersebut, menunggu harga komuditi stabil. ruk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar