Halaman

Rabu, 15 Juni 2011

Jangkat Kembangkan Kopi Luak

Jambi, BATAKPOS

Seorang petani kopi di Desa Muara Menras, Kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi bernama Herman Surya telah berhasil memproduksi kopi luak (kopi musang). Petani yang juga masih lajang ini tergolong sukses dalam memproduksi kopi luak asal Jangkat.

Gubernur Jambi H. Hasan Basri Agus (HBA), MM saat melakukan kunjungan kerja ke Desa Muara Menras, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin Sabtu (11/6/11), memberikan apresiasi kepada pemuda desa yang menggeluti petani kopi sebagai mata pencaharian.

Apa yang dilakukan Herman Surya, mendorong pengembangan usaha kopi luak di Jambi. Jangkat salah satunya potensial untuk hal tersebut.

“Saya sangat bangga atas apa yang telah dilakukan oleh saudara Herman, sebagai seorang pemuda telah berhasil mengembangkan usaha yang belum banyak dilakukan di darah ini. Pengetahuan yang didapat dari dunia maya (internet) dan berani mencoba, ternyata membuahkan hasil, walaupun sebelumnya mendapatkan cemoohan dari teman dan tetangganya. Ternyata saat ini sudah banyak teman dan tetangganya yang mengkuti apa yang dilakukan Herman,”kata HBA.

Kondisi alam Lembah Masurai yang sagat subur dan coco kuntuk tanaman kopi, dan kualitas kopi yang dihasilkan sangat baik, maka pengembangan usaha kopi luak dapat dilakukan di daerah tersebut. Bahkan di beberapa daerah di Provinsi Jambi, seperti Kabupaten Kerinci, Kota Sungai Penuh, dan Tanjung Jabung sangat potensial untuk tanaman kopi.

“Patut kita acungi jempol apa yang dilakukan Herman sebagai seorang pemuda telah berhasil menciptakan lapangan pekerjaan. Terutama untuk dirinya sendiri, dan tidak terpengaruh dengan mencari pekerjaan yang dianggap sebagian orang bergengsi, yakni menjadi PNS,” ujar HBA.

Menurut Herman, penghasilan dari memproduksi kopi luak lumayan besar. Seekor luak bisa menghasilkan satu kilogram kopi setiap harinya, dengan harga jual saat ini Rp 60 ribu per kilogram.

Delapan ekor luak yang dimiliki Herman mampu menghasilkan Rp 480.000 setiap hari atau (8 X Rp 60 ribu). Maka penghasilan produsen kopi luak cukup menjanjikan.

Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Merangin, Fajarman mengatakan, pihaknya sudah mencoba mambantu pamasaran kopi luak yang dihasilkan masyarakat Lembah Masurai dengan membawa contoh lima kilogram ke Batam.

“Pemasaran terkendala masalah pasokan yang harus dipenuhi setiap bulannya. Inilah yang belum mampu dipenuhi, kalo pasokan ini dapat dipenuhi maka pasarannya sangat bagus, disamping masalah kemasan,”katanya.

Sedangkan kendala yang dihadapi Herman saat ini adalah masalah permodalan, pengemasan dan pelatihan guna meningkatkan kualitas kopi yang dihasilkan, sedangkan masalah pemasaran tidak ada masalah,”ujar Herman.

Gubernur Jambi meminta Herman untuk membentuk kelompok, dan membuat proposal untuk diajukan pinjaman ke bank. Gubernur berjanji untuk membantu langkah selanjutnya. Sedangkan masalah pengemasan dan pelatihan langsung meminta kepada Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk membantunya. ruk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar