Cendramata : Ephorus GKPS, Pdt Jaharianson Saragih MTh (kiri) memberikan cendramata dari GKPS kepada Gubernur Kepri yang diwakilkan Kadis Disnakertrans Kepri, Tagor Napitupulu disaksikan Ketua Umum Panitia, St Djasarmen Purba SH pada acara syukuran Pesparawi GKPS gemende koor dan vokal group (VG) se Distrik VI di GKPS Sei Panas Batam, Minggu (15/5/11). Foto batakpos/rosenman manihuruk.
Batam, BATAKPOS
Pencari kerja asal “Tano Batak” diminta untuk mengurungkan niat untuk mencari kerja di Batam, Provinsi Kepulauan Riau Kepri. Batam bukan lagi “surga” untuk pencari kerja sejak Otoritas Batam dihapuskan oleh Pemerintah Pusat. Bahkan kini Pemutusan Kontrak Kerja (PKK) oleh perusahaan terhadap pekerja berdampak buruk bagi pekerja.
Pasca gempa dan tsunami di Jepang juga berdampak pada perindustrian di Batam, khususnya elektronik. Komponen elektronik dari Jepang banyak tidak masuk ke Batam pasca tsunami, akibatnya banyak karyawan dirumahkan akibat perusahaan mengurangi produktivitas.
Pencari kerja asal “Tano Batak” diminta tidak lagi menjadikan Batam sebagai sasaran untuk mencari kerja. Dua tahun terakhir para pekarja asal “Tano Batak” di Batam banyak pulang kampong akibat system kerja dengan perusahaan hanya karyawan kontrak bulanan hingga paling lama dua tahun.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Kepulauan Riau, Tagor Napitupulu pada sambutannya saat menghadiri Pesparawi GKPS gemende koor dan vokal group (VG) se Distrik VI Wilayah Riau dan sekitarnya di GKPS Sei Panas Batam, Minggu (15/5/11). Dirinya hadir sebagai utusan Gubernur Kepri H Muhammad Sani.
Menurut Tagor Napitupulu, setiap bulan hamper sekitar 500 orang pencari kerja datang ke Batam. Paling banyak pencari kerja asal Sumatera Utara. Latar belakang pendidikan pencari kerja hanya lulusan SMA.
“Namun sulitnya mencari pekerjaan di Batam saat ini, tidak membuat jera orang Batak untuk mengadu nasib di Batam. Orang Batak yang kratif serta tekun dan ulet akan bias bertahan di Batam. Di Bata mini bukan hanya untuk pekerja pabrik, namun masih banyak untuk peluang kerja lainnya atau membuka usaha sendiri,”kata Tagor.
Pada kesempatan itu Tagor Napitupulu juga memberikan Buku Otobiografi Gubernur Kepri H Muhammad Sani kepada Ephorus GKPS dan seluruh Pendeta GKPS Resort se Distrik VI.
Sementara itu Ephorus (Pimpinan Tertingi) GKPS, Pdt Jaharianson Saragih MTh, PHd, mengatakan, bagi masyarakat Batak, khususnya Simalungun cukup banyak di Batam. Namun dirinya mengingatkan agar lebih kratif dalam berkarya dan tetap berpedoman paga slogan “Ora Etlabora” berdoalah dan berkerjalah.
Menurut Pdt Jaharianson Saragih, komunitas Batak khususnya Simalungun di Batam merupakan penggerak roda perekonomian Provinsi Kepri. Dirinya juga menitipkan pesan kepada Gubernur Kepri agar memperhatikan masyarakat Kepri asal Sumatera Utara yang ada di Batam.
“Ada apa di Sei Panas Batam, ada gemende koor GKPS se Distrik VI, kalau saudara saudari sukses di Pulau Batam, jangan lupa setiap hari Tuhan jadi sandaran,” demikian pantun Pdt Jaharianson Saragih. ruk
Ephorus GKPS.
Tagor Napitupulu
Foto Bersama. Foto2 Rosenman Manihuruk (Asenk Lee Saragih) HP 0812 747 7587
Tidak ada komentar:
Posting Komentar