Halaman

Selasa, 17 Mei 2011

Menanti Mulusnya Jalan Negara di Jalintim Sumatera Riau

Ektra Hati-hati : Kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan serta jalan berlobang merupakan kendala utama transportasi darat lintas Timur Sumatera wilayah Provinsi Riau. Seperti tampak pada gambar kabut serta lobang dijalan Kecamatan Seberida, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau membuat pengendara ekstra hati-hati. Foto diabadikan Kamis (28/4/11). Foto batakpos/rosenman manihuruk

Jambi, BATAKPOS

"Kapan bagus ya jalan lintas Timur Sumatera di wilayah Riau ini. Masa dari tahun ketahun kondisinya makin parah. Apa tidak ada dana APBN untuk jalan ini ya. Kasihan pengendara yang melintasi jalur ini," demikian sekelumit keluhan St Monang Saragih SH saat melintasi jalur Jalintim Sumatera wilayah Riau (Kamis 29/4/11) lalu kepada BATAKPOS saat mudik ke P Siantar.

Monang Saragih yang juga pemilik Radio Mora FM di Bandung ini memilih mudik lewat jalur darat lintas Jalintim mengingat singgah di rumah anaknya di Jambi. Namun mudik lewat Jalintim membuatnya kurang semangat saat melintas di wilayah Riau.

Kondisi sebagian besar Jalan Lintas Timur (Jalintim) Sumatera di wilayah Provinsi Riau kini semakin memprihatintkan. Sedikitnya 150 kilometer ruas Jalintim Sumatera di daerah tersebut rusak berat. Kerusakan terjadi mulai dari ruas jalan Desa Selensen atau batas Riau-Jambi hingga Sorek, Kecamatan Seberida, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.

Pantauan BATAKPOS pada ruas Jalintim Sumatera wilayah Desa Selensen – Keritang – Seberida – Sorek atau jalan menuju Pekanbaru, Riau, baru-baru ini menunjukkan, kerusakan jalan yang sangat berat. Sebagian besar jalan tidak lagi memiliki aspal seperti pada ruas jalan Desa Selensen – Keritang.

Selain kerusakan jalan, rambu-rambu lalulintas juga jarang ditemukan. Kemudian patok kilometer juga tidak tampak sepanjang jalan. Kondisi itu membuat pengendara sulit untuk mengatur waktu tempuh dalam perjalanan.

Lobang sedalam setengah meter dan lebar empat meter menganga di mana-mana. Kerusakan jalan yang sangat berat itu selain mengancam keselamatan transportasi karena rawan kecelakaan juga memperlambat waktu tempuh.

Pengendara mobil Mora FM D 7000 FM asal Bandung, St Monang Saragih kepada BATAKPOS dalam perjalanan Pulang Pergi (PP) Siantar-Bandung via Lintas Timur Sumatera ( 28 April s/d 5 Mei 2011) di Jambi, pekan lalu mengatakan, kerusakan Jalintim Sumatera di Riau tersebut menyebabkan waktu tempuh Jambi – Pekanbaru, Riau bertambah hingga lima jam.

“Biasanya waktu tempuh Kota Jambi – Pekanbaru paling lambat 10 jam. Tetapi akibat kerusakan jalan, waktu tempuh Kota Jambi – Pekanbaru paling cepat 15 jam. Itu pun kalau tidak hujan dan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Kalau jalan berkubang musim hujan, waktu tempuh Kota Jambi-Pekanbaru bisa mencapai 17 – 20 jam,” ujarnya.

Kerusakan Jalintim Sumatera di wilayah Riau tersebut sudah hampir tiga tahun tidak pernah diperbaiki. Hal senada diakui pengemudi bus PT Intra tujuan Jambi – Pematangsiantar, M Siahaan.

“Kerusakan Jalintim Sumatera wilayah Desa Selesen–Sorek, Kabupaten Inhu, Riau ini tak pernah diperbaiki sejak tiga tahun terakhir. Kerusakan jalan semakin berat karena banyak dilewati truk bermuatan berat,” katanya.

Menurut Siahaan, pemerintah pusat perlu segera memperbaiki kerusakan Jalintim Sumatera di Riau agar para pengusaha angkutan tidak mengalami banyak kerugian akibat kerusakan kendaraan.

“Bus sering pecah ban dan patah fer akibat jalan rusak. Kalau seperti ini terus, tentu kami para pengusaha angkutan umum sering rugi. Selain memperlambat waktu tempuh, jalan rusak tersebut juga membuat pengendara dan penumpang tidak yaman,”katanya. ruk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar