Jambi, BATAKPOS
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mayang Jambi mengalami kerugian Rp 1,3 miliar setiap tahunnya. Bahkan kini PDAM Jambi memiliki utang Rp 66 miliar kepada Departemen Keuangan RI. Sementara tingkat kebocoran (loseing) PDAM Jambi kini mencapai 43 persen.
Demikian dikatakan Anggota Komisi B DPRD Kota Jambi, Paul Marisi Nainggolan saat melakukan dengar pendapat dengan LSM 9 Jambi saat berunjukrasa di DPRD Kota Jambi, Rabu (13/10).
Menurut Paul, tingkat kebocoran PDAM tersebut sudah diambang kewajaran. Idealnya tingkat kebocoran hanya mencapai 6 persen. Salah satu factor utama kebocoran itu yakni akibat Sumber Daya Manusia (SDM) di PDAM Jambi tidak professional.
“Sudah sepatutnya PDAM Jambi melakukan Kerja Sama Operasional (KSO) dengan PDAM Provinsi lain. Sehingga SDM PDAM Jambi bias belajar dalam mengelola perusahaan milik daerah tersebut. Jika ini tidak dilakukan, PDAM akan tetap merugi,”katanya.
Koordinator LSM 9 Jambi, Jamhuri mengatakan, ada dugaan penyimpangan di PDAM Jambi. Diantaranya terdapatnya pembukuan ganda, serta tidak transparannya penggunaan anggaran di PDAM Jambi.
Dari temuan mereka PDAM Jambi membeli tawas setiap tahunnya mencapai 5000 ton dengan harga per kilogramnya Rp 450. LSM ini juga mempertanyakan pelayanan yang diberikan PDAM Tirta Mayang kepada masyarakat.
Menurut pengunjuk rasa, salah satu contoh kejelekan kinerja PDAM Tirta Mayang adalah belum dipasangnya 700 hingga 1000 sambungan instalasi air untuk warga Perumahan Bougenville, Kotabaru. Padahal warga telah membayar sejumlah uang.
LSM 9 juga meminta Pemerintah Kota Jambi dan dewan agar melakukan pengawasan, pembinaan dan pengendalian terhadap kinerja PDAM Tirta Mayang. Pendemo juga menduga telah terjadi praktek korupsi di tubuh PDAM Tirta Mayang.
Pelaksana Tugas (Plt) Sekda Kota Jambi, Hasan Hasyim didampingi Sekretaris Komisi B DPRD Kota Jambi, Hamid Jufri mengatakan, pihaknya hingga bulan Desember 2010 mengevaluasi kinerja direksi dan jajaran PDAM Jambi.
“Kita akui memang masih banyak kekurangan di PDAM Jambi. Mulai dari SDM hingga peralatan operasional PDAM yang kurang dan usang. Sekarang PDAM Jambi berdiri sendiri tanpa menerima suntikan dana dari APBD Jambi. Hingga Desember 2010, PDAM masih dalam proses evaluasi,”katanya. ruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar