Halaman

Selasa, 12 Mei 2009

Provinsi Jambi Belum Berhasil Selesaikan Sengketa Pulau Berhala

Jambi, Batak Pos

Pemerintah Provinsi Jambi dibawah kepemimpinan Gubernur Jambi H Zulkifli Nurdin selama dua periode belum mampu menyelesaikan sengketa kepemilikan Pulau Berhala antara Provinsi Jambi dengan Provinsi Kepulauan Riau.

Bahkan secara sejarah, Pulau Berhala tak terpisahkan dari sejarah Provinsi Jambi. Makam Raja Jambi Datuk Paduka Berhalo, Achmad Barus II terdapat di pulau tersebut.

Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin tetap optimis dimasa kepemimpinannya selama dua periode hingga 2010 mendatang, status kepemilikan Pulau Berhala masuk ke Provinsi Jambi. Saat ini masing-masing dari Provinsi Kepulauan Riau dan Provinsi Jambi yang melibatkan lembaga adat dan budaya dalam melakukan pertemuan.

Pertemuan dengan komunikasi dua arah itu sesuai dengan anjuran Menteri Dalam Negeri Mardyanto saat berkunjung ke Jambi belum lama ini. Tim Provinsi Jambi akan melakukan pertemuan di Kepri dan sebaliknya tim Kepri akan melakukan pertemuan di Jambi.

Hal tersebut diungkapkan Zulkifli Nurdin pada acara peringatan Haul ke-494 Tahun Datuk Orang Kayo Hitam, di lokasi Makam Keramat Datuk Orang Kayo Hitam Desa Berbak Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Selasa (5/5).

“Saya sudah melakukan komunikasi dengan Gubernur Kepri, pak Ismet Abdullah. Pemerintah Provinsi Jambi sudah membentuk tim untuk melakukan pertemuan dengan tim Kepri. Kalau kedua tim ini sudah ada keputusan, baru diajukan ke Mendagri untuk diambil keputusan,”katanya.

Disebutkan, dimasa periode Zulkifli Nurdin selaku Gubernur Jambi dua periode 1999-2010, dirinya optimis Pulau Berhala akan masuk dalam Provinsi Jambi. “Saya optimis dan berharap Pulau Berhala masuk ke Provinsi Jambi,”ujarnya.

Disebutkan, Pulau Berhala yang berjarak sekitar 12 mil dari pantai Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) Provinsi Jambi kini dalam status quo atau diambil alih pemerintah pusat sampai ada penyelesaian atau status jelas kepemilikan pulau tersebut milik Jambi atau Kepri.

Meski persoalan sengketa Pulau Berhala seluas lebih kurang 200 hektare berada di Selat Berhala dan gugusan Laut China Selatan itu telah dipasilitasi pemerintah pusat (Depdagri dan DPR RI) dalam sepuluh tahun terakhir ini, namun belum ada penyelesaian.

Turut hadir pada acara Haul Datuk Orang Kayo Hitam ini isteri Gubernur Ny. Ratu Munawwaroh Zulkifli, para Unsur Muspida Provinsi Jambi, Dirjen Sejarah Dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI.

Kemudian Wakil Bupati Tanjung Jabung Timur, para Kepala Dinas/Instansi/Badan/Biro/Bagian/Kantor dilingkungan Pemerintah Provinsi Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, para Tokoh Agama/Tokoh Masyarakat dan Tokoh Pemuda serta para undangan lainnya.

Menurut Zulkifli Nurdin, keharuman nama Datuk Orang Kayo Hitam telah memberikan inspirasi kepada penggeliat seni di Provinsi Jambi dengan mengabadikan beliau dalam sebuah judul lagu “Orang Kayo Hitam”.

“Dari penggalan beberapa bait lagu tersebut, ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi, pertama, kalimat “namonyo agung dimano-mano, sampai mataram dio dikenali”. Kedua, kalimat : “ayah benamo datuk berhalo, turunan turki asalnyo pulo”.

Dari penggalan bait tersebut, menunjukkan adanya keterkaitan atau rangkaian peristiwa sejarah antara Kerajaan Melayu yang diwakili oleh beliau dengan Kerajaan Mataram di Pulau Jawa dan Kerajaan Turki dibelahan Asia Timur Tengah sana. Dari catatan sejarah yang ditinggalkan oleh beliau, sebenarnya dapat memberikan inspirasi kepada kita untuk memaksimalkannya dalam konteks pengembangan kepariwisataan kita,”katanya. ruk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar