Halaman

Selasa, 12 Mei 2009

APBN Kucurkan Rp 18 Miliar Pembangunan Bandara Bungo

Jambi, Batak Pos

Pemerintah Pusat mengucurkan dana APBN 2009 sebesar Rp 18 miliar guna pembangunan Bandara Udara Bungo. Sementara Pemerintah Kabupaten Bungo menganggarkan APBD 2009 sebesar Rp 84 miliar. Pemkab Bungo melakukan penganggaran dengan sistem multi years.

Pemkab Bungo juga telah membuat proposal permintaan bantuan alokasi dana APBD 2009 Provinsi Jambi untuk kelanjutan pembangunan Bandara Bungo. Tender proyek tersebut dalam wkatu dekat telah diumumkan.

Mengingat keterbatasan dana Pemkab Bungo dalam menyelesaikan bandara itu, pihak Pemkab Bungo meminta bantuan dana Pemprov Jambi melalui Panggar DPRD Provinsi Jambi guna mengalokasikan dana untuk tahun 2009 sebesar Rp 29,5 miliar. Pemkab Bungo menargetkan Bandara Bungo selasai tahun 2011.

Demikian dikatakan Bupati Bungo, Zulfikar Achmad kepada Batak Pos di Jambi, Kamis (7/5). Menurutnya, pihaknya kini mempercepat dan segera akan menyelesaikan sisa pembangunan bandar udara Bungo. Bandar udara itu merupakan yang terbesar di Provinsi Jambi setelah Bandara Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Bandara tersebut direncanakan mulai beroperasi akhir tahun 2009 mendatang.

Menurut Zulfikar, tekad untuk mewujudkan bandara tersebut tidak saja menjadi keinginan Pemkab Bungo, melainkan telah menjadi harapan seluruh warga Bungo.

“Harapan memiliki bandara sendiri itu pun, bukan datang dari keinginan untuk bergagah-gagahan. Ini kebutuhan rakyat yang riil, dengan potensi penumpang yang sangat tinggi. Belum lagi bila kita bicara soal efek gandanya terhadap perekonomian. Keberadaan Bandara Bungo akan membawa multi efek majunya perekonomian masyarakat Bungo," katany.

Disebutkan, tujuan Pemkab Bungo membangun bandar udara ini bukan saja untuk warga Bungo, melainkan juga warga di seputaran Kabupaten Bungo. Seperti potensi penumpang yang berasal dari Kabupaten Bungo, Tebo, Merangin, Sarolangun, bahkan Kabupaten Dharmasraya di Sumbar yang letaknya berdekatan. Penumpang bisa mencapai 1,2 juta jiwa.

"Selama ini 100 persen mereka menggunakan angkutan darat untuk transit di Padang dan Jambi menuju Jakarta. Bandara itu sendiri kini mendekati penyelesaian. Dari 2.500 meter runway yang direncanakan (lebih panjang dibanding bandara Jambi yang tercatat 1.800 meter). Pada tahap awal akan diselesaikan 1.800 meter. Areal lahan yang diperuntukkan buat bandara itu sendiri seluas 300 hektare,”katanya.

Lebih jauh Zulfikar menambahkan, pada saat awal operasi, Bandara Bungo sudah bisa disinggahi minimal dua pesawat ukuran Boeing 737 setiap hari. Beberapa waktu lalu, anggota Komisi III DPR yang tergabung dalam Kelompok Kerja (Panja) Panitia Anggaran (Panggar), Rizal Djalil yang juga anggota dewan dari Kerinci itu sempat melihat langsung pembangunan bandar udara Bungo tersebut.

“Kita berharap pembangunan Bandara Bungo tersebut dapat selesai dengan target waktu yang telah ditetapkan. Berfungsinya bandara itu kelak, akan mendongkrak perekonomian Bungo, baik sektor dagang, industri, pertanian, telekomunikasi, perkebunan, tambang, maupun di sektor parawisata,”katanya.

Disebutkan, Bandara Bungo selesai, tahap pertama akan mengoperasikan pesawat jenis Fokker-50 dengan jalur penerbangan rencana Kota Murabungo-Jambi-Jakarta pulang pergi (PP).

“Kini investor Thailand sedang menjajaki pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) menggunakan bahan bakar batu bara. Untuk mendukung investasi tersebut harus didukung infrastruktur yang memadai, seperti Bandara sangat dibutuhkan,”katanya. ruk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar