Halaman

Selasa, 03 Juni 2008

Presiden SBY Batal Resmikan Jembatan Batanghari II

Jambi, Batak Pos

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dipastikan gagal meresmikan jembatan Batanghari II karena belum selesai dikerjakan. Pembangunan jembatan Batanghari II yang terletak di wilayah Sijenjang, Kecamatan Jambi Timur merupakan jawaban untuk membuka akses keterisolasian wilayah Timur Provinsi Jambi.

Batanghari II: Kondisi pembangunan Jembatan Batanghari II Jambi. Jembatan itu merupakan jembatan kebanggaan masyarakat Jambi, khususnya wilayah Timur Provinsi Jambi. Gambar diabadikan belum lama ini. foto batak pos/ rs manihuruk.

Selama ini wilayah Timur Jambi belum mampu mendongkrak perekonomian rakyat karena sarana infrastruktur jalan dan jembatan masih minim. Dibangunnya jembatan Batanghari II diharapkan mewujudkan impian masyarakat Provinsi Jambi.

Namun pada kenyataannya, pembangunan jembatan pelaksanan pembangunan jembatan dengan total panjang 1.351,4 meter, lebar 9 meter itu, hingga Juni 2008 masih belum terselesaikan.

Padahal sebelumnya Presiden SBY telah diagendakan untuk meresmikan jembatan itu pada 29 Juni 2008 saat Peringatan Harganas di Tanjabtim, 29 Juni 2008 mendatang.Demikian benang merah hasil rapat pihak Kimpraswil Provinsi Jambi dengan Gubernur Jambi, Senin (2/6).

Menurut Kadis Kimpraswil Provinsi Jambi Ir Nino Guritno pembatalan peresmian jembatan oleh Presiden SBY itu berdasarkan hasil rapat koordinasi persiapan peringatan harganas di Sekretariat Negara Selasa (13/5).

Dalam penjelasannya perwakilan Departemen PU, Staf Ahli Menteri PU Ir Bambang Guritno, MSc mengatakan, bahwa Jembatan Batanghari II tidak dimasukkan dalam agenda peresmian oleh Presiden SBY pada tanggal 29 Juni 2008 mendatang.

"Pembatalan itu dengan alasan teknis yang jika dipaksakan dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan di kemudian hari. Dan sebagai gantinya diminta dalam agenda agar Jembatan Berbak dengan panjang 360 meter dimasukkan dalam agenda peresmian oleh Presiden RI SBY saat peringatan Harganas tersebut,"ujar Nino Guritno seperti mengukip penjelasan Bambang.

Menurut data dari Kimpraswil Provinsi Jambi, jembatan itu dibangun sejak Tahun Anggaran (TA) 2003 dengan surat penawaran pembangunan tahap kedua No.01/HK-PP-AGRA.JO/VI/2003, tertanggal 18 Juni 2003 dengan harga penawaran sebesar Rp.94.059.887.000 dengan jangka waktu pengerjaan selama 760 hari.

Sementara itu Direktur Eksekutif Pusat Advokasi dan Kajian Strategis untuk Indonesia (PAKSI) Joni IM SE kepada Batak Pos, Senin (2/6) mengatakan, pembangunan jembatan Batanghari II Jambi yang dibanggakan Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin itu hingga kini telah menghabiskan uang Negara Rp 161.392.128.000.

Bahkan penyelesaian pembangunan jembatan oleh PT. Hutama Karya (HK) dan PT. Pembangunan Perusahaan (PP) sudah mundur tiga tahun. Pemerintah Pusat juga sudah menyetop anggaran untuk kelanjutan pembangunan jembatan Batanghari II tersebut.

Kronologis PendanaanMenurut Kasubdin Prasarana Wilayah dan Tata Ruang Kimpraswil Provinsi Jambi, Ir Bernhard Panjaitan MM kepada Batak Pos, Senin (2/6), kronologis pendanaan pembangunan jembatan Batanghari II adalah TA 2003 APBN murni Rp 15 miliar, APBD Provinsi Jambi Rp 6,5 miliar, APBD Kota Jambi Rp 3.448.862.508,67, APBD Tanjabtim Rp 3.448.862.508,67 atau total keseluruhan Rp 28.397.725.017,34.

Sementara rencana sebelumnya TA 2003 sebesar Rp 32 miliar. Kabupaten Muarojambi nihil dalam pendanaan TA 2003.Selanjutnya rencana pendanaan TA 2004 sebesar Rp 37 miliar. Namun realisasinya yakni APBN Murni Rp 15 miliar, APBD Provinsi Jambi Rp 11,5 miliar, APBD Kota Jambi Rp 3,5 miliar atau total Rp 30 miliar.

Pendanaan dari Muarojambi dan Tanjabtim nihil TA 2004. Sedangkan pendanaan TA 2005 rencana Rp 55.821.182.000. Namun realisasinya APBN Murni Rp 33.821.182.000, APBD Provinsi Jambi Rp 10 miliar atao total Rp 43.821.182.000. Sementara Kota Jambi, Muarojambi dan Tanjabtim nihil dalam pendanaan.

Lebih jauh Bernhard Panjaitan menjelaskan, rencana pendanaan jembatan Batanghari II TA 2006 sebesar Rp 22,5 miliar. Namun realisasinya terdiri dari APBD Provinsi Jambi Rp 3.545.230.000, APBD Muarojambi Rp 6,5 miliar, APBD Tanjabtim Rp 3,5 miliar. Sementara APBN Murni dan APBD Kota Jambi TA 2006 nihil.

Pendanaan TA 2007 terhadap jembatan itu, hanya bersumber dari APBD Provinsi Jambi Rp 28.239.090.000. Total kebutuhan dana untuk penyelesaian jebatan Batanghari II sebesar Rp 161,392 miliar. Kekurangan untuk penyelesaian jembatan itu April 2008 sebesar Rp 17,389 miliar. Pihaknya meminta Pemerintah Provinsi Jambi agar mengalokasikan dana tersebut pada APBD Perubahan TA 2008.

Menurut Bernhard, keberadan jembatan Batanghari II juga direncanakan menjadi jalan negara jalur Lintas Timur Sumatera. Jembatan batanghari II akan mengurangi beban transportasi di Jembatan Aurduri yang sudah tua. Akses Jembatan Batanghari II nantinya menjadi jalur utama Lintas Timur Sumatera Provinsi Jambi.

Disebutkan, progres fisik pelaksanaan Jembatan Batanghari II hingga 2 Juni 2008 sudah mencapai 91,16 persen dan progres keuangan 89,22 persen. Kekurangan biaya sekitar Rp 17,3 miliar yang direncanakan masuk pada APBD Perubahan Provinsi Jambi.

Sementara sisa pekerjaan yang belum dilaksanakan yakni pemasangan hanger (punggung) dan girder (rangka latai), pemasangan mechanical bearing, plat deck, penulangan, pengecoran lantai, ekspantion joint, pengaspalan sepanjang 1.354 meter.

Disebutkan, upaya pemecahan telah dilakukan dengan melaksanakan langkah-langkah yakni rapat lapangan pada Rabu (7/5) dengan Tim Ditjen Bina Marga yang dipimpin Direktur Bina Teknik, Ir Danis H Sumadilaga, rapat teknis Jumat (9/5) Dep PU Jakarta.

Langkah-langkah yang ditempuh yakni modifikasi Plat PA segera diproduksi dan dikirim ke lokasi paling lambat tanggal 12 Mei 2008 lalu, dilakukan perhitungan ulang konstruksi terpasang dengan kondisi elevasi minus 90 cm. Jika aman maka lanjutkan dengan analisa panjang hanger dan chamber. ruk


Tidak ada komentar:

Posting Komentar