Lagu "Situmorang" ciptaan Nahum Situmorang sejak tahun 2003 begituakrab pada Gubernur Jambi, Zulkifli Nurdin. Lagu "Situmorang" yangcukup terkenal ditelinga masyarakat Batak, kini fasih didendangkanZulkifli Nurdin.
(Teks Foto : Gelar Adat : Gubernur Jambi H Zulkifli Nurdin besertaistri Ratu Munawaroh saat dinobatkan penyematan Gelar Adat BatakDjaiutan Mangaraja oleh masyarakat Batak Jambi 7 September 2003 lalu.Kerunduan Zulkifli Nurdin terhadap masyarakat Batak di Jambi, membuatdirinya mengundang tokoh masyarakat Batak di Kota Jambi dalam jamuanmakan malam bersama, Kamis (24/40 malam di Rumah Dinas Gubernur Jambi.)
Betapa tidak, sejak dinobatkan gelar kehormatan Djaiutan Mangaraja(Raja Panutan) oleh masyarakat Batak Toba, Simalungun, Pakpak, Karo,Nias, Mandailing, Tapsel yang tergabung dalam organisasi LembagaBudaya Batak Jambi (LBBJ) 7 September 2003 lalu, tembang Situmorangbegitu akrab ditelingan Zulkifli Nurdin.
Jadi tidak heran, kalau disetiap acara Batak yang mengundang GubernurJambi, Zulkifli Nurdin akan melantunkan lagu Situmorang tersebut. Saatdirinya menjaconkan jadi Gubernur Jambi untuk kali kedua Pilkada 2005lalu, lagu Situmorang menjadi andalam pada silaturahmi denganmasyarakat Batak.
"Saat saya kampanye dulu, inang-inang (pedagang pasar pagi) selalumengajak saya untuk menyanyikan lagu Situmorang. Dipasar Angso DuoJambi juga saya disuruh menyanyikan hal itu. Jadi Inang-inang sudahakrab dengan saya termasuk saat melantunkan Situmorang,"katanya.
Demikian benang merah kenangan Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin saatacara silaturahmi tokoh masyarakat lima puak Batak di Jambi di RumahDinas Gubernur Jambi, Kamis (34/4) malam. Menurut Zulkifli Nurdin,Dirinya secara emosional adalah masyarakat Batak.
"Secara emosional saya adalah orang Batak. Gelar Djaiutan Mangarajayang saya sandang adalah bagian yang tak terlepaskan dari masyarakatBatak khususnya yang ada di Provinsi Jambi ini. Disaat saja tidak lagijadi menjabat gubernur, saya mohon jangan dilupakan. Saya selalumerasa bagian dari masyarakat Batak,"katanya.
Menurutnya, bukti kepeduliannya terhadap orang Batak, dirinya mengakuselalu menyempatkan diri pada undangan orang Batak tanpa memandangagama.
"Saya selalu datang diacara Batak Nasrani dan Muslim jika sayadiundang. Seperti saat Pesta Paskah Raya HKBP Jambi yang dihadiriEphorus HKBP. Saya terdecak kagum atas kehadiran umat sekitar 5000jiwa saat itu. Itu adalah kehormatan bagi saya. Para Menteri danpejabat asal Batak di Jakarta mengetahui akan hal itu melalui mediaSuarapembaruan yang memberitakan hal tersebut,"katanya.
Kata Zulkifli Nurdin, orang Batak itu keras, namun hatinya lembut."Orang Batak itu tidak abu-abu. Orang Batak itu tegas dalam menganbilsikap dan bertanggung jawab. Saya bangga dengan masyarakat Batak yangikut mendukung program pemerintah di Provinsi Jambi,"ujarnya.
Sementara itu, tokoh masyarakat Batak Toba di Jambi, Simangunsong, drImanuel Sitepu, Fahrudin Lubis dan Ketua LBBJ Drs Rahmad DeritaHarahap mengatakan, gelar Djaiutan Mangaraja yang dinobatkan kepadaGubernur Jambi merupakan kesepakatan tokoh Batak di Jambi.
Menurut mereka, kriteria pemberian gelar Djaiutan itu, karena ZulkifliNurdin dinilai sebagai Gubernur yang terbuka bagi semua etnis,pemimpin bijaksana, sifat melayani masyarakat, memiliki wawasan luas,mampu mengatasi persoalan, mengambil keputuan dengan tidak memihakserta Gubernur pemersatu umat.
Disebutkan sosok Zulkifli Nurdin adalah pemimpin yang patut diteladanioleh masyarakat Batak yang ada di Provinsi Jambi. ruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar