Jumat, 31 Juli 2015

Asnawi Nasution: Dunia Olahraga Jangan Dicampuri Urusan Politik

FOTO: ASENK LEE SARAGIH.
KONI: Pengamat Olahraga Jambi Asnawi Nasution saat diwawancara wartawan, Senin (27/7).

Jambi, MR-Pengamat Olahraga Jambi Asnawi Nasution mengatakan bahwa Pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Jambi jangan dicampuri urusan politik jika olahraga Jambi maju. Pengurus KONI Jambi harus paham soal olahraga atau mereka yang pernah menggeluti olahraga. Hindarilah olahraga dari dunia politik. Dunia olahraga hendaknya dipimpin oleh ahli dibidangnya. KONI bukan jembatan percaturan politik.

“Pengurus KONI Jambi jangan dijadikan ajang batu loncatan oleh orang-orang yang pada akhirnya terjun ke dunia politik. Kita sudah punya pengalaman soal hal itu. Jadi tolonglah sekali ini, pengurus dari Cabor hingga KONI nantinya mereka orang-orang yang memiliki latar belakang paham di dunia olahraga,” demikian disebutkan Asnawi Nasutian kepada Media Regional, Senin (27/7).

Menurutnya, karena pengurus KONI yang terlibat di dunia politik, akan menjadi batu sandungan bagi kemajuan olahraga Jambi. Karena ditengah jalan pengurus itu mengundurkan diri, sehingga menghambat proses peningkatan olahraga Jambi.

Politik Buntung Ala Sum Indra

SUM INDRA
Jambi, MR-Jelang pesta demokrasi (Pemilihan Kepala Daerah-Pilkada) serentak 9 Desember 2015 mendatang, suhu politik di Jambi semakin panas. Berbagai spekulasi politik kini muncul diluar dugaan. Misalnya soal “ulah” Sum Indra yang sebelumnya digadang-gadang bakal maju di Pilkada Bupati Tanjung Jabung Timur. Namun karena tidak diakomudir PAN untuk diusung, Sum Indra justru membuat sensasi politik.

Sensasi politik yang dilakukan Sum Indra yakni dengan berbalik arah mendukung pasangan calon Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus-Edi Purwanto. Kemudian juga menyatakan mundur dari PAN dan jabatan dirinya sebagai Ketua DPD I PAN Kota Jambi. 

Kepada wartawan, Sum Indra mengatakan alasan dirinya mundur dari PAN karena bentuk kekecawaan pada DPP PAN yang tidak mengakomodirnya menjadi bakal calon Bupati Tanjung Jabung Timur.

Komunitas Zumi Zola Dukung HBA Melanjutkan Gubernur Jambi

MEDIA REGIONAL JAMBI EDISI 99 ( 3 AGUSTUS-10 AGUSTUS 2015)

HBA dan Zumi Zola Berlomba “Memikat” Simpatik Masyarakat Kerinci


BUKA: Gubernur Jambi Hasan Basri Agus (HBA) saat memukul Bedug tanda dibukanya (FMPDK) XIV Tahun 2015 bertempat di Desa Senggaran Agung, Kecamatan Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci, Kamis (30/7).

ANTUSIAS: Zumi Zola (tengah) bersama masyarakat Kerinci, Jumat (31/7).
  
Jambi-Berebut simpatik masyarakat. Itu yang dilakukan dua calon Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus (HBA) dengan Zumi Zola (ZZ) di moment Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMPDK) XIV Tahun 2015, atau yang kerap disebut Festival Danau Kerinci. Kegiatan untuk pelestarian alam dan budaya, serta untuk pengembangan ekonomi itu menjadi ajang sosialisasi HBA dengan ZZ jelang Pilkada Gubernur Jambi 9 Desember 2015 mendatang. 

Pada kegiatan tahunan itu, mulai dilaksanakan sejak 30 Juli 2015. Ribuan masyarakat hadir untuk menyaksikan pesta budaya dan alam tersebut. Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh juga menjadi basis massa yang berbagi bagi kedua calon. Para kader partai pengusung masing-masing calon kini tengah gencar mensosialisasikan HBA dan ZZ kepada masyarakat. Setidaknya utuk “memikat” hati masyarakat untuk menentukan pilihannya pada Pilkada 9 Desember 2015 nanti.

Kegiatan FMPDK juga dijadikan moment penting bagi kedua calon dalam memaparkan visi, misi dan rekam jejak kepemimpinan mereka, misalnya HBA saat menjabat Gubernur Jambi dan Zumi Zola saat menjabat  Bupati Tanjung Jabung Timur. Masa  kepemimpinan HBA berakhir pada 3 Agustus 2015.

FMPDK XIV Tahun 2015 itu dibuka secara resmi oleh Gubernur Jambi HBA bertempat di Desa Senggaran Agung, Kecamatan Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci, Kamis (30/7). Menurut HBA, kegiatan FMPDK itu untuk pelestarian alam dan budaya, serta untuk pengembangan ekonomi. 

Tema FMPDK tersebut adalah “Membuka Peluang Investasi dan Menumbuhkembangkan Ekonomi Kerakyatan serta Pelestarian Seni Budaya untuk Menuju Kerinci Lebih Baik”.

HBA menjelaskan, jika semakin banyak orang yang berkunjung ke destinasi wisata suatu daerah, maka perputaran uang di daerah dimaksud akan semakin banyak pula dampak positif terhadap geliat perekonomian daerah tersebut, termasuk mendorong tumbuh kembangnya ekonomi kerakyatan.

Untuk itu, HBA mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi Jambi akan terus men-support pengembangan wisata di seluruh kabupaten/kota se Provinsi Jambi. Dikatakan, Kabupaten Kerinci dianugerahi alam yang indah dan subur dan memiliki banyak destinasi wisata, baik wisata alam, wisata budaya, dan wisata sejarah. Keberadaan Danau Kerinci merupakan salah satu destinasi wisata andalan di Kabupaten Kerinci.

Kata HBA, Provinsi Jambi memiliki 223 obyek wisata, terdiri dari obyek wisata budaya/sejarah, wisata alam, wisata minat khusus, dan wisata buatan. Sektor kepariwisataan turut menopang pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi, yaitu penyediaan akomodasi, makan dan minum, yang pada tahun 2014 mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu 18,7%.

Pada kesempatan itu, Gubernur Jambi dan istri, Hj.Yusniana Hasan Basri menerima cinderamata dari masyarakat Kerinci yang diberikan oleh perwakilan masyarakat Kerinci, berupa hasil industri rumah tangga yang merupakan olahan hasil alam Kerinci.

“Untuk mendukung potensi wisata Kerinci menjadi destinasi wisata, maka akses harus bagus. Jalan ke Kerinci yang saat ini kondisinya sudah bagus sangat mendukung. Termasuk juga pembangunan pengembangan Bandara Depati Parbo di Kerinci yang akan dibangun oleh Angkasa Pura,” katanya.

Kedepan pembangunan Kerinci akan semakin baik lagi, dimana dengan berubahnya status jalan ke Kerinci, dari jalan provinsi menjadi jalan nasional, maka memungkinkan bagi Pemerintah Provinsi Jambi untuk menarik sebagian jalan yang statusnya jalan Kabupaten Kerinci menjadi jalan provinsi, yang nantinya akan sangat membantu bagi Pemerintah Kabupaten Kerinci.

Sementara Bupati Kerinci, H.Adi Rozal menyatakan, FMPDK ini merupakan agenda nasional, sebagai pemanfaatan potensi wisata daerah yang diarahkan untuk pengembangan ekonomi masyarakat.

“Pada FMPDK XIV Tahun 2015 ini, sebagian sarana jalan Provinsi Jambi yang ada di Kabupaten Kerinci, sudah bagus dan memadai. Sudah 4 kali penerbangan Jambi - Kerinci dalam seminggu, dan sekarang sedang diupayakan penerbangan dari Padang dan Dumai menuju Kerinci,” ujarnya.

Pada kunjungan ke Kerinci dan Sungai Penuh, HBA juga melakukan acara Halal bi Halal Pemerintah Provinsi Jambi dengan Pemerintah dan Masyarakat Kabupaten Kerinci, bertempat di Gedung Nasional Kota Sungai Penuh, Jumat (31/7) siang.

Pada kesempatan ini, HBA mengemukakan bahwa hakikat kepemimpinan (pejabat) publik adalah memberikan atau membuahkan kemaslahatan bagi masyarakat. “Saya sering merenungkan, apakah sebagai gubernur telah berbuat banyak bagi masyarakat. Saya menegaskan bahwa saya telah berusaha maksimal dalam membangun dan memajukan Provinsi Jambi, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Provinsi Jambi,” ujarnya.

Disebutkan, jabatan itu sifatnya hanya sementara, dan selagi menjabat, harus dipergunakan sebaik mungkin untuk memberikan kemanfaatan bagi masyarakat. “Yang penting, apa yang kita buat bermanfaat bagi masyarakat," ujar HBA.

HBA juga menjelaskan, kenapa dirinya tidak mencalonkan diri lagi bersama Fachrori Umar. Alasannya karena pertimbangan politik. Karena menurutnya, untuk membangun Provinsi Jambi, sangat butuh dukungan the ruling party (partai yang sedang memerintah, yang meraih suara terbanyak dalam Pemilihan Legislatif), yakni PDIP. Maka dari itu, HBA memutuskan untuk memilih Edi Purwanto sebagai pendampingnya dalam Pemilihan Gubernur Jambi dan Wakil Gubernur Jambi.

Bupati Kerinci, H.Adi Rozal, juga mengucapkan terimakasih kepada HBA, dimana tahun 2015 ini Pemerintah Provinsi Jambi telah mengalokasikan dana pembangunan dari APBD Provinsi Jambi senilai Rp93 miliar, untuk pembangunan infrastruktur jalan, irigasi, dan Samisake.

“Baru kali ini Kabupaten Kerinci dapat dana untuk pembangunan infrastruktur Rp93 miliar dari Pemerintah Provinsi Jambi. Dengan pembangunan perbaikan jalan ke Kerinci yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jambi, jalan ke Kerinci sudah bagus, yang memberikan manfaat yang sangat besar bagi masyarakat Kabupaten Kerinci,” kata Adi Rozal.

Zumi Zola Jalan Bersama

ANTUSIAS: Zumi Zola (tengah) didampingi mantan Bupati Kerinci Murasman bersama masyarakat Kerinci saat melakukan jalan santai, Jumat (31/7). FOTO-FOTO IST
ANTUSIAS: Zumi Zola (tengah) didampingi mantan Bupati Kerinci Murasman bersama masyarakat Kerinci saat melakukan jalan santai, Jumat (31/7). FOTO-FOTO IST
Pada moment Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMPDK), Zumi Zola juga menjadi perhatian masyarakat Kerinci dan Sungai Penuh. Kehadiran Zumi Zola di daerah itu menjadi ajang sosialisasi dan juga mencari simpatik masyarakat, terkait dengan pencalonan dirinya sebagai Gubernur Jambi Periode 2015-2020.

Direktur Centre Pemenangan Pasangan Zumi Zola Fachrori Umar (ZZ-FU), Cecep Suryana yang ikut juga mendampingi Zumi Zola mengatakan, kehadiran Zumi Zola di Kerinci dan Sungai Penuh “diserbu” masyarakat. 

Pada Jumat 31 Juli 2015, Tim Zumi Zola dan kader partai pengusung di Kerinci melakukan kegiatan jalan santai di Desa Siulak Kerinci. Jalan santai menikmati alam Kerinci itu diikuti ribuan masyarakat Kerinci. Bahkan, tak sedikit warga Kerinci yang berkesempatan foto selfie dengan Zumi Zola.  
Menurut Cecep, antusiasme masyarakat Kerinci terhadap kehadiran Zumi Zola di Kerinci, merupakan salah satu tanda kalau Zumi Zola mendapat simpatik besar masyarakat Kerinci. (Asenk Lee)

Senin, 27 Juli 2015

Moses Juneri dan Ezer Twopama Manihuruk Memasuki Tahun Ajaran Baru 2015/2016 di SD-TK Xaverius 2 Kota Jambi





Moses Juneri Hari Pertama Masuk Sekolah Kelas 3 di SD Xaverius 2 Jambi. Kembali jadi "Tukang Ojek" untuk Jagoanku." Tetap Semangat Ya Bang Moses!




Hari Ini Senin 27 Juli (Masuk Jam 9) Ezer Twopama Mulai Masuk TK B di Xaverius 2 Jambi."Semangatnya Sekolah Membuat Ayahnya Harus Extra Cari Rezeki, Tetap Semangat dan Meraih Citacita ya Ezer. Dan Tetap Pertahankan Juara 1 ya!"

Sabtu, 25 Juli 2015

Menempah Pelayanan yang Bertanggungjawab


Pdt Dr Ir Fridz P Sihombing



Pdt JP Tamsar STh 


Pdt Dr Ir Fridz P Sihombing


Usai Pdt Dr Ir Fridz P Sihombing menyampaikan makalahnya, peserta melakukan foto bersama dengan Pdt Dr Ir Fridz P Sihombing dan Pengurus GKPS Resort Jambi. Foto-foto Asenk Lee Saragih.

Pembinaan Majelis GKPS Se Resort Jambi


Jambi-Pengurus Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Resort Jambi melakukan Pembinaan Majelis GKPS Se Resort Jambi di GKPS Jambi, Jumat 24 Juli 2015 mulai pukul 14.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB. Tampil sebagai pembicara pada pembinaan itu yakni Pendeta GKPS Resort Jambi Pdt JP Tamsar STh dan Pendeta HKBP Resort Jambi Pdt Dr Ir Fridz P Sihombing.


Majelis GKPS se Resort Jambi yang hadir pada pembinaan itu mencapai 50 orang dari GKPS Jambi dan GKPS Persiapan Tanah Kanaan Jambi. Acara pembinaan diawali dengan ibadah pembuka yang dibawakan oleh Pdt Kurnia CD br Girsang STh.

Pada pembicara pertama yakni Pdt JP Tamsar STh membawakan makalah bidang “Unsur-Unsur Liturgi GKPS”. Pada bidang ini Pdt JP Tamsar STh membahas dan menjelaskan soal pelaksanaan model Liturgi GKPS. Misalnya soal arti Liturgi, Unsur-Unsur Liturgi, Votum/Introitus, Doding, Titah, Hasasapanni Dousa, Sibasaon, Manaksihon Haporsayaon, Ambilan, Galangan, Tonggo Pasu-Pasu serta tambahan soal Warna Liturgi.

Pdt JP Tamsar STh pada pembahasan itu menekankan soal teknis pelaksanaan yang ada pada Liturgi GKPS serta cara-cara pengambilan Teks Votum, Doding, dan sikap pelayanan saat membawakan ibadah. Pada kesempatan itu juga Pdt JP Tamsar STh memberikan tips dan cara-cara membawakan ibadah yang baik pada Ibadah Minggu dan lainnya serta penggunaan intonasi suara bagi para pelayanan.

Pada pembahasan ini juga ada tannya jawab soal penggunaan Liturgi GKPS. Lewat mediator St Meslan Saragih SH dan St GM Saragih MSi tanya jawab peserta pembinaan dengan Pdt JP Tamsar STh berjalan dengan baik. Dari pemaparan Pdt JP Tamsar STh, masih banyak ditemukan kekurangan majelis dalam membawakan ibadah, baik di Gereja maupun pada kebaktian rumah tangga (Partonggoan).

Menurut Pdt JP Tamsar STh, pembinaan Majelis GKPS Se Resort Jambi ini dilakukan untuk membekali lebih dalam para pelayanan (Majelis) khususnya yang baru terpilih jadi Syamas Periode 2015-2020. Diharapkan melalui pembinaan ini, Majelis GKPS Se Resort Jambi melayani lebih sungguh-sungguh dan berkualitas.

Pelayan yang Bertanggungjawab

Pada tahap kedua, pembicara Pendeta HKBP Resort Jambi Pdt Dr Ir Fridz P Sihombing memaparkan makalah yang berjudul “Posisi, Tugas dan Spiritualitas Penatua”. Pembahasan makalah itu berjalan mengalir selama 4 jam. Antusiasme peserta mengikuti pembinaan itu sungguh tinggi.

Pdt Dr Ir Fridz P Sihombing mengatakan, siapakan Penatua itu? Penatua itu adalah anggota jemaat, menyerahkan diri menjadi pelayan, rajin kebaktian, rajin mengunjungi pertemuan jemaat, rajin ke perjamuan kudus dan tidak bercela ( 1 Tim 3: 1-10).

Sementara Spiritualitas Penatua dalam Alkitab yakni Spiritualitas tanggung dan konsisten, berakar, bertumbuh dan dibangun di atas firman Tuhan, mempertimbangkan hikmat dan konteks masa kini, tampak dalam sikap dan gaya hidup.

Menurut Pdt Dr Ir Fridz P Sihombing, Penatua dalam Alkitabiah secara konkrit yakni tidak bercacat, satu istri, anaknya beriman, tertib, tidak angkuh, tidak pemberang, tidak peminum, tidak pemarah, tidak serakah, pemberi tumpangan, suka yang baik, bijaksana, adil, saleh, menguasai diri, berkata benar, penyemangat (bukan membuat stress) dan berlaku bagi seluruh warga jemaat.

Disebutkan, dalam pelayanan di Gereja jangan membawa “Partondion” bisnis dan usaha. Pelayanan di Gereja tidak ada untung rugi, namun pelayanan yang tulus dalam member. Pdt Dr Ir Fridz P Sihombing menyebutkan kalau tantangan jemaat kini semakin jahat. Namun pelayanan di gereja masih seperti yang dulu-dulu.

Pelayan itu adalah PELAYAN YANG MAU BEKERJA yang mau melaksanakan tugas pelayanan. Penatua atau syamas harus menjadi pelayan yang tulus dan mendukung program gereja serta membantu Pendeta Resort dalam mewujudkan pelayanan yang berkualitas serta dibutuhkan jemaat.

“Jangan gara-gara perbedaan pendapat, pelayanan terhambat. Warga jemaat kini membutuhkan kesejahteraan bidang Rohani, Sosial, Ekonomi, Pendidikan dan Kesehatan. Gereja harus ambil bagian dengan serius soal kebutuhan jemaat itu,” ujarnya.

Pdt Dr Ir Fridz P Sihombing dalam pemaparannya banyak menekankan soal Pelayan yang memiliki Spiritualitas yang tinggi dalam pelayanan. Termasuk soal karakter pribadi dalam pelayanan sehingga Penatua/Syamas menjalankan “Tohonan” Hasintuaon/ Syamas itu dengan spiritualitas yang mumpuni.

Pdt Dr Ir Fridz P Sihombing juga menjelaskan arti Gereja itu sendiri. Selama ini banyak umat Kristiani salah dalam mengartikan Gereja. Menurutnya GEREJA adalah Persekutuan orang Percaya kepada Allah di dalam Yesus Kristus oleh Kuasa Roh Kudus. (Kristus: Dasar Gereja, Kristen : Pengikut Kristus).

Pdt Dr Ir Fridz P Sihombing juga menekankan soal cara berdoa orang Kristen yang banyak menyimpang. Berdoa itu seperti yang diajarkan oleh Yesus Kristus. Berdoa Kepada Allah, Melalui Yesus Kristus dengan Kuasa Roh Kudus. Pemaparan materi “Posisi, Tugas dan Spiritualitas Penatua” oleh Pdt Dr Ir Fridz P Sihombing yang juga disebut-sebut Calon Kuat Sekjen HKBP ini, mendapat respon yang baik oleh peserta pembinaan.

Dia juga mengajak seluruh pelayan untuk bahu-membahu dalam menjalankan pelayanan yang baik kepada jemaat. Pdt Dr Ir Fridz P Sihombing juga megajak Penatua, Syamas di GKPS Resort Jambi untuk membantu Pimpinan Majelis dan Pendeta Resort dalam menjalankan program yang telah disusun. Sehingga pelayanan dapat berjalan dengan baik.

Pdt Dr Ir Fridz P Sihombing menyebutkan Tugas Pelayanan Penatua/Syamas itu yakni mengamati anggota jemaat, meneliti perilakunya, menegor jemaat, menginformasikan kepada Pendeta, mengajak anggota beribadah dan meneliti alasan ketidakhadiran, mengajak (mendorong) ana agar rajin belajar (sekolah), mengunjungi orang sakit dan memberikan bantuan. Terpenting: mengingatkan akan Firman Allah dan mendoakan.

Kemudian menghibur orang berduka, merawat orang yang susah dan orang yang miskin. Membimbing penyembahan berhala dan orang sesat agar hidup dalam Yesus Kristus. (Pluralisme: Penganut Agama Lain). Pengumpulan dana untuk tugas pelayanan Kerajaan Allah (Finansial dan Manajemen).  

“Pelayan jangan ikut gaya hidup masyarakat. Tanggungjawab sebagai Pelayan juga harus ditunjukkan. Pelayan harus menjadi terang dan garam di tengah masyarakat. Jangan membawa embel-embel jabatan Pelayanan dalam urusan pribadi yang tidak sejalan dengan “Tohonan Pelayanan”. Penatua, Syamas adalah teman dari Pendeta. Pertemanan itu dalam membahas Firman Tuhan, Membicarakan Pelayanan di Jemaat dan Membicarakan Tata Ibadah Pelayanan. Melalui pembinaan ini Pelayan di GKPS Resort Jambi lebih sungguh-sungguh dalam pelayanan. Sehingga Pelayan itu adalah Pelayan yang mau Bertugas dalam Pelayanan,” kata Pdt Dr Ir Fridz P Sihombing mengakhiri.

Usai Pdt Dr Ir Fridz P Sihombing menyampaikan makalahnya, peserta melakukan foto bersama dengan Pdt Dr Ir Fridz P Sihombing dan Pengurus GKPS Resort Jambi. Usai pembinaan itu dilanjutkan Pemilihan Panitia Pesta Olobolob GKPS Resort Jambi 2015. Ketua Pelaksana St GM Saragih, Wakil Ketua Sy Roni Damanik, Sekretaris St JH Karokaro, Wakil Sekretrais Sy Diego Tondang SE MH. (Asenk Lee Saragih-HP-0812 7477587).


   

Kamis, 23 Juli 2015

Ketua GP Ansor : Banyak Masjid Tidak Memiliki IMB, Termasuk Masjid Di Kampus Saya di Kudus

20140529_180056_20140529_nusron-wahid
Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, Nusron Wahid
Kekerasan atas nama agama di Indonesia tidak akan pernah berhenti selama polisi tidak pernah tegas. "Jadi intinya polisi sebagai satu-satunya state aparatus yang berhak membubarkan atau melarang sesuatu bertindak tegas," kata Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, Nusron Wahid.

Di sisi lain, kata Nusron, dalam acaratalkshow di salah satu televisi swasta Metro TV Senin malam ini (7/5), warga negara pun tidak boleh "memusyrikan" polisi. Artinya, tidak boleh ada sekelompok masyarakat di luar polisi yang bertindak sewenang-wenang kepada warga negara lain.

Dalam hal membubarkan satu acara, seperti dalam kasus diskusi Irsyad Manji di Salihara, ungkap Nusron, polisi juga tidak boleh melakukannya atas desakan dari kelompok lain. Polisi baru boleh membubarkan satu acara kalau nyata-nyata acara tersebut menggangu keamanan negara maupun mengancan disintegrasi bangsa.

Terkait dengan kasus tempat ibadah yang dibangun dan tanpa memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Nusron menegaskan bahwa aturan soal IMB itu terkait dengan tata administratif negara yang bersifat normatif. Dan faktanya, banyak sekali tempat ibadah yang memang tidak memiliki IMB. (Sumber: ISLAMTOLERAN.COM-)


HBA-EP Untuk Jambi Lebih Maju dan Hebat



HBA-EP Untuk Jambi Lebih Maju dan Hebat

Calon Gubernur Jambi Pertahana Hasan Basri Agus (HBA) akan melakukan deklarasi pasangan. Ia mengatakan bahwa moment deklarasi dilakukan setelah pendaftaran sebagai Calon Gubernur Jambi pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jambi.
 
" 27 (27 Juli 2015,red) siang, rencana jam 2 pendaftaran. Dan nanti deklarasi setelah itu," ucap HBA dihadapan para wartawan, Rabu (22/07) siang. Lebih dalam, suami dari Hj Yusniana HBA ini menjelaskan bahwa hal tersebut dipilih karna merupakan proses dari tahapan-tahapan yang akan dilalui. " Ada tahapan-tahapan," ujarnya singkat.
HBA-EP Untuk Jambi Lebih Maju dan Hebat

Brigjen Pol BASARIA Br Panjaitan, Calon Pimpinan KPK



Brigjen Basaria Panjaitan
Brigjen Basaria Panjaitan
"SOSOK MURAH SENYUM, TAPI TEGAS MENINDAK YANG NAKAL"

Brigjen Basaria Panjaitan mendaftar ke Panitia Seleksi (Pansel) pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bagaimana pandangan pengusaha Kepri terhadap sosok dia? Setiap ada pergantian kepala kepolisian di daerah, termasuk pergantian bagian Reserse Kriminal, sudah jamak diketahui kalau oknum-oknum pengusaha menjadi orang pertama yang merapat ke petinggi kepolisian tersebut. Termasuk pengusaha-pengusaha yang bisnisnya “abu-abu” dan “hitam”. Tujuan mereka tentu berharap bisa berteman, agar bisnis mereka bisa langgeng, tidak diusik. KLIK ( 6 Orang Batak Masuk Tahap Berikutnya Seleksi Pimpinan KPK)

Nah, ketika Basaria bertugas sebagai Direskrim Polda Kepri tahun 2007, ada juga beberapa pengusaha hitam yang merapat. Namun, sebelum ditempatkan di Kepri, Basaria sudah memiliki data tentang pengusaha di Batam. Termasuk yang diduga bisnisnya “abu-abu” dan “hitam”, sehingga tidak mudah dilobi untuk kepentingan bisnis mereka.

Bagi Basaria, sebagai seorang anggota kepolisian, bersahabat dengan kalangan mana saja itu penting. Termasuk pengusaha. Apalagi sudah menjadi kewajiban kepolisian menjaga keamanan di wilayahnya, agar kehidupan bermasyarakat dan dunia usaha berjalan dengan aman.

“Semua kita lindungi dan ayomi, sepanjang tidak menggangu keamanan dan tidak melakukan tindakan kriminal. Kalau melanggar aturan atau melakukan kejahatan siapapu saya sikat,” tegas Basaria dalam beberapa kesempatan kala itu di Mapolda Kepri yang saat itu masih berkantor di Bida Anex BP Batam di Batam Centre.

Basaria membuktikan saat ia bertugas. Pengusaha nakal yang melakukan pelanggaran hukum ia tindak. Antara lain oknum pengusaha yang terlibat penyelundupan mobil mewah yang sebagian mobilnya hasil curian dari luar negeri ke Batam. Pelakunya sampai diseret ke meja hijau hingga vonis. Begitupun para pelaku pembalakan hutan, penambang bauksit ilegal, pelaku pencurian ikan, pelaku human trafficking, perjudian, narkoba, dan tindakan kriminal lainnya.

Menariknya, Basaria tak memberikan kesempatan lobi-lobi pada pengusaha nakal yang melakukan tindakan kejahatan. Baginya, tidak ada negosiasi bagi para penjahat, apalagi tujuannya agar bisa terbebas dari kasus hukum yang menjeratnya.

Lalu, apakah pengusaha di Batam dan wilayah lainnya di Kepri pernah diperas?

Ketua Dewan Penasehat Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kepri dan Batam Abidin Hasibuan mengatakan, selama Basaria bertugas di Kepri, tidak ada laporan pengusaha diperas.

“Kebetulan saat Basaria jadi Direskrim Polda Kepri, saya masih menjabat Ketua Apindo, tidak ada satupun pengusaha yang mengeluh ke Apindo kalau mereka diperas. Tapi kalau oknum pengusaha yang ditindak tegas karena melakukan kejahatan ya ada dan kami menghargai dan mendukung sikap tegas Ibu Basaria itu,” ujar Abidin, saat dihubungi pekan lalu.

Abidin mengungkapkan, sebenarnya Basaria bersahabat dengan pengusaha manapun di Batam maupun di kota/kabupaten lainnya di Kepri. Bahkan, Abidin menyebut pengusaha yang benar-benar menjalankan bisnis secara benar merasa aman dan nyaman.

“Saya kenal betul Ibu Basaria, dia bersih dan tidak kenal takut. Dia benar-benar tegas dan tak kenal kompromi pada pelaku kejahatan, siapapun dia,” tegas Abidin.

Pengusaha elektronik yang vokal ini menilai, Basaria cocok untuk menjadi salah satu unsur pimpinan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurutnya, KPK membutuhkan sosok seperti Basaria yang selain tegas dan tak kenal kompromi pada pelaku kejahatan, juga tegas terhadap siapapun yang melanggar di internal institusinya. “Dia sosok yang dibutuhkan untuk KPK,” tegasnya, lagi.

Sekadar diketahui, setelah sukses di Batam, Basaria ditarik ke Mabes Polri. Dia menjadi penyidik utama Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim. Lalu, Basaria dipercaya sebagai kepala Pusat Provos Polri yang dikenal sebagai satuan angker karena punya kewenangan menindak polisi “nakal”.

Saat menjabat sebagai Kapusprovos, Basaria mempunyai tugas yang tidak ringan. Yakni, memeriksa tindakan tidak disiplin kerja yang kalau itu diduga dilakukan Komjen Susno Duadji.

Setelah itu, dia menjadi kepala Biro Logistik Polri dan sekarang menjadi pengajar di Sespim, Lembang, Jawa Barat. “Prinsip saya, di mana pun ditempatkan harus sungguh-sungguh. Menjadi wanita itu bukan halangan untuk meraih puncak prestasi,” tuturnya.

Awal karir perempuan kelahiran 1957 itu dimulai ketika dia meraih gelar sarjana hukum dari Universitas Jayabaya pada 1984. Saat itu tak ada di benaknya akan menjadi seorang polisi. Orang tuanya serta tujuh saudaranya juga tidak menjadi polisi.

“Saya ini orangnya tipe pekerja. Saat itu saya hanya berpikir, selesai kuliah harus bekerja,” kata bungsu di antara delapan bersaudara tersebut.

Ketika Polri mengumumkan penerimaan Polwan dari sarjana, pada saat itulah Basaria mendaftar Sekolah Calon Perwira (Sepa) Polri di Sukabumi dan diterima. Lulus sebagai Polwan berpangkat Ipda, Basaria langsung ditugaskan di reserse narkoba Polda Bali. “Kalau dihitung-hitung, memang saya banyak di reserse narkoba,” katanya. (Humas Mabes Polri)