Selasa, 11 November 2014

Kenangan Anies Baswedan Saat Hari Pertama Sekolah

Anies dan guru-guru masa SDN Percobaan 2 Yogyakarta.

Masih Ingat Nama-nama Guru SD-nya
Jakarta-Pada kesempatan berkunjung ke sekolahnya di SDN Percobaan 2 Yogyakarta, Minggu (9/11), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengisahkan masa kecilnya di sekolah itu.

Hari pertama masuk sekolah, Anies kecil diantar oleh ibunya. Sampai di depan gerbang sekolah, dia tidak mau masuk ke dalam. “Saya merengek minta pulang. Teman-teman lain bawa tas, tetapi saya tidak," katanya di depan guru-guru dan teman SD-nya.

“Ini hari pertama masuk sekolah, tidak perlu bawa tas," kata Anies menirukan ucapan ibunya saat itu. Arena terus merengek, akhirnya Anies dibelikan tas oleh ibunya.


“Naik motor Honda C70 terus dibelikan tas," katanya lalu tertawa. Anies lulus SD tahun 1982. Kedatangan Anies ke tempatnya sekolah di masa kecil itu untuk meminta doa restu kepada guru-gurunya dalam menjalankan amanah sebagai Mendikbud.

Pria yang lahir 45 tahun lalu itu mendapatkan mandat mengurusi sebanyak 230 ribu sekolah di Indonesia. “Doa bapak ibu guru akan meringankan pekerjaan saya," katanya.

Anies berharap, apa yang dikerjakan oleh para gurunya sekarang juga semakin menginspirasi murid-murid mereka.

Ingat Nama-nama Guru SD-nya
Mendapatkan amanah mengurusi dunia pendidikan dan kebudayaan pada Kabinet Kerja, pikiran Anies Baswedan langsung tertuju kepada guru-gurunya.

Dia lalu berniat mengunjungi sekolah tempat dia menimba ilmu dulu untuk menemui mereka. Niatnya itu akhirnya kesampaian dua minggu setelah dia dilantik menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

“Saya adalah contoh hasil pendidikan republik ini. Pengalaman pendidikan yang didapat di SD ini memiliki dampak besar bagi saya," kata Anies di depan para guru dan temannya semasa sekolah di SDN Percobaan 2 Yogyakarta, Minggu siang.

Anies mengunjungi sekolah ini untuk meminta restu dan doa dari para gurunya karena akan mengurusi sebanyak 230 ribu sekolah di Indonesia.

“Alhamdulilah bapak dan ibu segar, senang bertemu lagi. Saya mohon didoakan," kata Menteri Anies. Meski lulus SD pada 1982, ingatannya masih cukup tajam.  Saat mengawali perbincangan, Anies menyebutkan satu per satu nama guru SD-nya.
 
“Pak Sukir, Pak Sundari, Pak Sudarman, Pak Sidal, Ibu Sumiyati dan termasuk teman-teman SD Nita dan Nuri," katanya. Sidal Wiranto, guru matematika Anies saat kelas 5 mengatakan, nilai matematika Anies tergolong bagus.

Dia merasa bangga menjadi gurunya. “Orang tuanya (Anies) supel dengan saya," katanya. Usai mengunjungi SD-nya, Anies yang didampingi istrinya melanjutkan silaturahmi dengan guru-gurunya di SMPN 5 Yogyakarta.
Mendikbud: Sekolah Harus Perhatikan Keselamatan Siswa Saat Belajar

Jakarta-Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, menekankan sekolah untuk memperhatikan keselamatan siswa saat proses belajar mengajar di sekolah.

Hal tersebut disampaikan Mendikbud saat menerima siswa bernama Khohir Mulyadi, di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta baru-baru ini.
Khohir adalah siswa sebuah Sekolah Dasar di Pekanbaru, Provinsi Riau yang mengalami kelumpuhan akibat kecelakaan di lingkungan sekolah saat proses belajar mengajar.

“Dengan kejadian ini kita akan lebih jauh membicarakan tentang keselamatan anak-anak di sekolah. Pengaturan tanggung jawab ketika ada kejadian kecelakaan di sekolah saat proses belajar mengajar,” ucap Mendikbud.
Kejadian yang menimpa Khohir terjadi pada tahun 2012, saat Khohir duduk di kelas 2. Ketika itu, Khohir sedang menjadi petugas baris berbaris saat pelaksanaan upacara bendera di sekolah.

Naas tiang bendera tiba-tiba rubuh menimpa kepalanya. Akibat dari kejadian itu, Khohir mengalami kelumpuhan.  Ia tidak dapat  berbicara dengan baik, tidak dapat menangkap pesan pembicaraan dengan baik, dan tidak dapat berjalan.
Mendikbud menegaskan perlu dibuat dengan segera pengaturan – peraturan yang dapat melindungi siswa.
Tujuannnya agar siswa merasa aman dengan adanya jaminan jika terjadi musibah di area sekolah terkait dengan aktivitas belajar mengajar. “Kita harapkan agar anak-anak yang terkena musibah atau kecelakaan saat proses belajar mengajar bisa mendapatkan perhatian penuh,” kata Mendikbud.(ant/lee)

 





Tidak ada komentar: