JAMBI- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi
mencatat pertumbuhan ekonomi Jambi Triwulan I 2014 pada sektor properti cukup signifikan
utamanya disebabkan oleh peningkatan investasi properti. Seperti pengembangan
perumahan, pusat bisnis, dan perhotelan oleh perusahaan swasta berskala
nasional/internasional termasuk juga peningkatankapasitas
bandara dan pembangunan beberapa proyek pemerintah lainnya.
Nominal PDRB
Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp23,39triliun yang secara sektoral
masih didominasi oleh sektor pertanian sebesar 29,55%,sektor perdagangan, hotel dan
restoran sebesar 17,74% serta sektor pertambangan dan penggalian sebesar 15,65%. Dengan demikian,
struktur ekonomi regional dalam jangka pendek relatif tidak mengalami perubahan
dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.3).
Demikian dikatakan Kepala Unit Komunikasi dan Koordinasi
Kebijakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Ihsan W Prabawa
dalam surat elektroniknya yang diterima Harian Jambi, Minggu (6/7).
Disebutkan, sektor
pertambangan dan penggalian menyumbangkan nilai tambah sebesar Rp3,66 triliun
(15,65%), merupakan sektor ketiga terbesar di Jambi. Produksi pertambangan dan
penggalian selama triwulan I-2014 turun sebesar 4,69% (qtq).
Penurunan itu
utamanya disebabkan oleh penurunan produksi yang tajam pada sub sektor tanpa
migas (9,13% (qtq)) dan sub sektor minyak dan gas bumi (4,55% (qtq)). Namun
secara tahunan, produksi pertambangan dan penggalian meningkat cukup signifikan
sebesar 9,83% (yoy).
Pertumbuhan pada
sektor ini utamanya didorong oleh peningkatan produksi pertambangan minyak bumi
dan gas bumi serta penggalian masing-masing tumbuh sebesar 13,00% (yoy) dan
6,28% (yoy). Sementara itu sub sektor pertambangan tanpa migas mengalami
penurunan
sebesar 1,71%
(yoy).
Turunnya
produksi pertambangan non migas di Provinsi Jambi utamanya disebabkan oleh
turunnya produksi batubara karena pengaruh melemahnya harga internasional.
Selain itu, adanya Perda yang mengharuskan pengangkutan batubara melalui jalur
khusus atau jalur sungai turut menjadi penyebab turunnya produksi.
Disebutkan, sektor
industri pengolahan yang menyumbang output terhadap perekonomian Jambi sebesar
Rp2,49 triliun (10,64%), meningkat sebesar 6,95% (yoy), dengan andil
pertumbuhan 0,86%. Secara triwulanan, sektor industri pengolahan juga mengalami
peningkatan sebesar 2,22% (qtq).
Industri
pengolahan di Jambi terdiri dari industri migas dengan total output Rp218,63
miliar (8,78%) serta industri non migas dengan total output Rp2,27 triliun
(91,22%). Pertumbuhan sub sektor industri non migas salah satunya didorong oleh
produksi karet yang menunjukkan peningkatan sebesar 4,31% (yoy), meskipun berdasarkan
data indeks produksi dari BPS secara triwulanan mengalami penurunan sebesar
1,10% (qtq).
Peningkatan
produksi sejalan dengan peningkatan pasokan bahan baku seiring dengan
kondusifnya cuaca untuk melakukan penyadapan karet selama triwulan I-2014. Berdasarkan
data Gapkindo (Gabungan Pengusaha Karet Indonesia) cabang Jambi, produksi karet
dalam triwulan I–2014 mencapai 91.329 ton, meningkat signifikan sebesar 20,96%
dibandingkan triwulan lalu.
Namun demikian,
peningkatan produksi tersebut sedikit tertahan dengan turunnya harga karet
internasional serta adanya kebijakan Gapkindo untuk menurunkan produksi dan
ekspor karet sebesar 10% sebagai upaya mendongkrak harga karet.
Bidang listrik,
gas, dan air bersih (LGA) tumbuh sebesar 6,35% (yoy) dengan sumbangan
pertumbuhan 0,05%, lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan triwulan
sebelumnya (4,85%(yoy)). Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya
produksi listrik dan air bersih masing-masing sebesar 6,49% (yoy) dan 5,36%
(yoy).
Meningkatnya sub
sektor listrik dimaksud tercermin dari meningkatnya jumlah konsumsi listrik
serta jumlah pelanggan di Jambi masing-masing sebesar 5,74% (yoy) dan 9,74%
(yoy).
Jumlah konsumsi
listrik di Jambi selama triwulan I-2014 mencapai 341,68 MWH dengan jumlah
pelanggan mencapai 568.025 rekening. Berdasarkan penggunanya, mayoritas
pelanggan PLN di Jambi adalah kelompok rumah tangga yang mencapai 521.974
rekening (91,89%) dengan konsumsi daya listrik mencapai 227,50 MWH (66,58%).
Sementara itu,
pemakaian air bersih yang dicatat oleh PDAM Tirta Mayang menunjukkan penurunan
di triwulan I-2014. Rata-rata konsumsi air bersih bulanan melalui PDAM Kota
Jambi pada triwulan I-2014 sebesar 837,29ribu M3, sedikit lebih rendah dari
tahun lalu (852,75 ribu M3).
Sektor
pengangkutan dan komunikasi tumbuh sebesar 7,18% (yoy) dengan andil pertumbuhan
0,52%, menurun dibanding pertumbuhan pada triwulan sebelumnya (7,71% yoy).
Pertumbuhan tersebut utamanya disebabkan oleh pertumbuhan sektor angkutan
sebesar 7,10% (yoy), meskipun relatif melambat dibandingkan triwulan sebelumnya
(7,62% yoy). (lee)
GRAFIS PELINDO |
GRAFIL PDAM TIRTA MAYANG KOTA JAMBI |
GRAFIS PERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar