Sabtu, 03 April 2010

Mutu Bokar Jambi Masih Rendah

Jambi, BATAKPOS

Mutu bahan olah karet (Bokar) yang dihasilkan petani di Provinsi Jambi hingga kini masih rendah. Produktifitas karet juga menurun karena penggunaan bibit oleh petani tidak unggul.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Ir H.Tagor Mulia Nasution, MM kepada BATAKPOS, Rabu (31/3) mengatakan, permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan karet di Provinsi Jambi antara lain rendahnya produktifitas kebun.

“Untuk Provinsi Jambi secara teknis lahan perkebunan karet lebih kurang 560 ribu hektar. Lahan kebun karet yang cukup luas hanya saja masih banyak terdapat karet-karet yang sudah tua dan asalnya dulu tidak unggul dan yang unggul itu baru hanya 20 persen,”katanya.

Karet yang diolah petani karet dalam bentuk bahan olah karet (Borak) sebagai bahan baku pabrik crumb rubber yang berjumlah 10 buah pabrik di Provinsi Jambi, mengekspor karet ke berbagai negara dalam bentuk Standard Indonesia Rubber (SIR) 20.

Disebutkan, program peremajaan (replanting) karet yang dilaksanakan Pemprov Jambi merupakan langkah yang tepat dan memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. “ Secara teknis program replanting karet sangat besar keberhasilannya ditandai dengan tidak adanya protes yang berasal dari kelompok tani, Camat dan Bupati,”katanya.

Menurut Tagor Mulia, permasalahan Bokar yang selama ini menjadi kendala terhadap nilai jual karet telah mulai diatasi oleh pemprov dengan melakukan gerakan bersih bokar ini telah dilaksanakan di Propinsi Jambi sejak 2005.

Bentuk perhatian pemerintah diantaranya adalah dengan melakukan kerjasama pembelian Bokar antara Pabrik Crumb Rubber dengan Kelompok Tani dalam bentuk MOU /Perjanjian Jual Beli Bokar.

“Kerjasama ini difasilitasi oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, sehingga terjadi kemitraan jual beli bokar. Petani membuat bokar bersih dan Pabrik Crumb Rubber membeli dengan harga yang pantas dan saling menguntungkan. Hal ini sudah dimulai sejak tahun 1995,”katanya. ruk

Tidak ada komentar: