Jambi, Batak Pos
Masyarakat Batak Kristen harus mampu beradaptasi dengan lingkungan, khususnya yang berdomisili di daerah perantauan yang majemuk. Masyarakat Batak Kristen juga harus berteman dengan lingkungannya dan jangan menjadi masyarakat yang eklusive.
Kemudian masyarakat Batak Kristen juga harus dapat berkomunikasi dengan masyarakat lain yang bukan seiman. Jika hal ini berjalan dengan baik, masyarakat Batak Kristen, khususnya warga HKBP akan menjadi berkat bagi lingkungannya.
Seminar : Jend TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan MPA saat memberikan materi “Seminar Sehari” Visi Misi HKBP Distrik XXV Jambi, HKBP Distrik XXV Jambi dengan Moderator Praeses HKBP Distrik XXV Pdt David F Sibuea MTh, di Royal Garden Hotel, Kotabaru Jambi, Sabtu (10/18). foto batak pos/rosenman manihuruk.
Hal itu dikatakan Jend TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan MPA kepada BATAKPOS disela-sela “Seminar Sehari” Visi Misi HKBP Distrik XXV Jambi, HKBP Distrik XXV Jambi yang mengambil Tema “Sejahterakan Masyarakat Sejahtera Gereja” (Yeremia 29:7) di Royal Garden Hotel, Kotabaru Jambi, Sabtu (10/18).
Menurut Luhut Binsar Panjaitan, kebutuhan mendasar dari masyarakat Batak, khususnya warga jemaat HKBP itu adalah pendidikan. Selain itu, kebutuhan warga jemaat HKBP itu yakni bidang kesehatan dan social.
“Kebutuhan ini harus bisa disalurkan oleh pendeta-pendeta HKBP kepada warga jemaatnya. Pendata HKBP harus turun kebawah melihat kondisi ekonomi jemaatnya. Sebelum turun ke bawah, Pendeta juga harus dibekali pemahaman-pemahaman kondisi jemaat. Makanya para Pendeta perlu dibekali pelatihan-pelatihan khusus,”katanya.
Disebutkan, sekarang HKBP sudah banyak melakukan kemajuan-kemajuan, khususnya dalam mewujudkan kesejahteraan jemaatnya. “Hanya saja menurut hemat saya, HKBP janganlah berpolitik praktis. Misalnya merubah system organisasi hanya kepentingan pribadi. Berpolitik praktis ini harus dihindari agar organisasi HKBP tetap kuat dan kokoh,”katanya.
Menurut Luhut Binsar Panjaitan, jelang siding HKBP waktu dekat, muncul isu akan mengandemen aturan tentang masa jabatan Ephorus menjadi 6 tahun satu periode. “ Bisa saja hal ini disetujui, namun masa berlakunya saat masa Ephorus berakhir. Kalau ada HKBP yang berpolitik praktis, hal itu tidaklah elok,”katanya.
Tantangan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) dimasa yang akan datang bukan lagi hanya sebatas menumbuhkan Iman jemaatnya. Namun Gereja HKBP semakin dituntut menjadi fasilitator dalam mensejahterakan jemaatnya.
Seminar itu juga bagian dari kegiatan Tahun Diakonia (Pelayanan) HKBP 2009. Tampil sebagai pembicara yakni Jend TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan MPA, Ir Dopang Tambunan, O.M Simangunsong, BSc dan Praeses HKBP Distrik XXV Pdt David F Sibuea MTh.
Peserta seminar kurang lebih 350 orang dari warga HKBP se Distrik XXV Jambi dan undangan dari Gereja-gereja yang ada di Kota Jambi. Seminar itu juga dilakukan diskusi kelompok yang merumuskan Visi dan Misi HKBP Distrik XXV Jambi yang lebih akomodatif dan implementatif dengan perkembangan kehidupan masyarakat Provinsi Jambi secara umum dan jemaat HKBP Distrik XXV pada khususnya. ruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar