Jambi, Batak Pos
Program Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Perkebunan Provinsi Jambi terus menggenjot proyek peremajaan karet (replanting) tua di Provinsi Jambi. Hal itu dilakukan karena komoditi karet merupakan salah satu unggulan perkebunan di Provinsi Jambi.
Karet menjadi sumber pendapatan daerah dan merupakan sumber pendapatan sebahagian besar petani. Walaupun akhir-akhir ini harga karet mengalami penurunan tetapi petani di hampir semua kabupaten tetap mengusahakan karet sesuai dengan potensi alam dan sumberdaya manusianya.
Program replanting Karet di Jambi merupakan program yang pro terhadap rakyat, dan akan tetap dilanjutkan. Disamping untuk meningkatkan produksi dari tanaman yang sudah tua untuk diremajakan dengan bibit unggul, juga berdampak terhadap penghijauan, bumi Provinsi Jambi akan menghijau sekaligus sebagai jawaban upaya untuk mengatasi pemanasan global.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi Ir H. Tagor Mulia Nasution, MM kepada wartawan di Jambi, Rabu (1/4). Menurutnya, permasalahan yang dihadapi pada saat ini adalah rendahnya produktivitas terutama pada perkebunan rakyat yang baru mencapai 776 kilogram per hektar per tahun.
Sedangkan perkebunan besar swasta 936 kilogram per hektar per tahun. Rendahnya tingkat produktivitas antara lain disebabkan karena terbatasnya penggunaan bibit karet unggul, kurang pemeliharaan dan meningkatnya kondisi tanaman karet tua/rusak. Untuk pemecahan masalah tersebut tentu harus malalui pengembangan yang bertehnologi.
Disebutkan, pengembangan karet rakyat merupakan program strategis Pemerintah Daerah Provinsi Jambi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Target pengembangan karet tahun 2009 seluas 16.500 HA.
Upaya percepatan yang telah dilakukan untuk mensukseskan kegiatan pengembangan karet tahun 2009 antara lain adalah : Pengorganisasian melalui pembentukan Tim internal Provinsi maupun Kabupaten, penetapan panitia pengadaan dan penetapan petugas pemeriksa barang.
Upaya-upaya yang telah dan akan dilakukan yaitu : Menyusun Pedoman Teknis dan Petunjuk Pelaksanaan dan mendistribusikannya keseluruh Kabupaten, Mengadakan rapat dengan mengundang seluruh Kepala Dinas yang membidangi Perkebunan Kabupaten, Koordinasi dan konsultasi kepada seluruh Bupati se Provinsi Jambi, Membuat MOU antara Bapak Gubernur Jambi dengan Bupati dalam upaya penegasan kerjasama mensukseskan Program Pengembangan Karet Rakyat Jambi tahun 2009.
Disebutkan, saat ini sedang berlangsung proses pemilihan penyedia barang untuk pengadaan bibit karet dan direncanakan pada awal Mei 2009 penyaluran bibit karet secara bertahap sudah dapat dilaksanakan.
Sosialisasi kegiatan secara berjenjang di tingkat Provinsi, Kabupaten, Kecamatan dan Desa serta Kelompok Tani. Upaya telah dilakukan adalah :Sosialisasi kegiatan sampai ketingkat petani melalui pertemuan dan penyuluhan oleh petugas PPL. Sosialisasi prosedur dan syarat sertifikasi bibit.
Seleksi dan identifikasi Calon Petani/Calon Lahan (CP/CL) lebih awal dan terencana. Upaya-upaya yang sudah dan akan dilakukan :Menghimpun data CP/CL dari seluruh Dinas yang membidangi Perkebunan Kabupaten. Melakukan Verifikasi hasil CP/CL, selanjutnya dilakukan penetapan CP/CL oleh Bupati.
Selanjutnya petani yang sudah ditetapkan akan melakukan pembukaan lahan dan persiapan tanam. Tim internal Provinsi dan Kabupaten selanjutnya melakukan monitoring pembukaan lahan dan persiapan tanam.
Menurut Tagor, kemudian penyiapan bibit karet klon unggul anjuran berlabel biru. Upaya-upaya yang telah dan akan dilakukan antara lain : Sosialisasi penggunaan bibit karet berlabel biru melalui pertemuan penangkar, pelatihan penangkar dan publikasi melalui media massa.
Selanjutnya bimbingan dan pembinaan kepada penangkar serta memberi bantuan benih untuk batang bawah dan pembangunan kebun entres baik melalui dana APBN, APBD Provinsi maupun Kabupaten.
Memfasilitasi partisipasi perusahaan penangkar untuk melakukan investasi penyiapan bibit karet dan melakukan kemitraan dengan penangkar-penangkar kecil, dan kegiatan ini sekarang sedang menggeliat di Provinsi Jambi.
“Perusahaan-perusahaan penangkar yang berpartisipasi rata-rata telah menerapkan standar teknis pembibitan karet yang baik dengan melibatkan tenaga-tenaga ahli dari Balai-Balai Penelitian baik dari Pusat Penelitian Sungai Putih maupun dari Balai Penelitian Karet Sembawa,”katanya.
Disebutkan, pembangunan kebun entres karet. Upaya-upaya yang telah dilakukan adalah : Pembangunan kebun entres karet yang saat ini sudah mencapai 158 ha yang diperkirakan dapat mensuplay kebutuhan mata entres para penangkar karet. Kebun entres tersebut dibangun melalui dana APBN, APBD Provinsi dan Kabupaten serta swadaya penangkar sendiri.
Kemudian penetapan petugas Pengawas Bibit Tanaman yang dikoordinir oleh Intalasi Pengawasan dan Pengembangan Mutu Benih ( IP2MB ) Jambi. Upaya-upaya yang telah dan akan dilakukan adalah : Penetapan petugas Pengawas Bibit Tanaman sebanyak 11 orang yang telah mendapat pendidikan khusus di Lembang Jawa Barat.
“Penetapan prosedur dan syarat sertifikasi bibit tanaman. Bibit tanaman sebelum diedarkan/didistribusikan sudah harus terlebih dahulu disertifikasi dan diberi label sehingga bibit yang diterima petani merupakan bibit yang berkualitas sesuai dengan standar teknis yang telah ditentukan,”ujarnya.
Disebutkan, dampak kehadiran perusahaan penangkar di Provinsi Jambi dinilai positif terhadap peningkatan perekonomian dipedesaan khususnya penyerapan tenaga kerja. Kegiatan pembibitan karet merupakan kegiatan padat karya sehingga pada setiap terminal bibit diperkirakan penyerapan tenaga kerja dapat mencapai 200 hingga 250 orang.
Menurut Tagor Nasution, pengembangan karet rakyat yang didanai melalui APBD Provinsi Jambi, sampai tahun 2008 telah berhasil menanam kebun karet lebih kurang seluas 21.000 hektar.
Pada tahun 2009, Pemerintah Provinsi Jambi, juga telah mentargetkan penanaman karet seluas 16.500 hektar. “Mudah-mudahan target seluas 130 ribu hektar akan kita capai ditahun 2010 nantinya, seiring dengan peningkatan luas lahan karet yang ditanam melalui dana APBD Kabupaten, dana APBN dan dari Pihak Swasta,”katanya.
Gubernur Jambi Drs H Zulkifli Nurdin, kepada wartawan di Jambi Rabu (1/4). Menurutnya, akibat pengaruh krisis financial di Amerika Serikat yang berimbas terhadap perekonomian dunia juga dirasakan oleh para petani karet di Jambi.
Harga karet masih anjlok sekitar Rp 3.500,- per kilogram (kg) sebelum krisis harga karet mencapai sekitar Rp 12.000 per kg. Hal ini akibat banyaknya industry mobil di luar negeri seperti di Amerika tutup. Industry ban mengurangi produksinya sehingga berimbas menurunnya permintaan terhadap karet alam.
Zulkifli Nurdin meminta petani Jambi untuk bersabar, karena dampak krisis tersebut tidak hanya dialami oleh petani Jambi, tetapi hampir seluruh dunia mengalaminya. “Suatu saat nanti kembali akan normal,”katanya.
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada tahun 2008 sebesar 7,16 persen tertinggi se-Sumatera dan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,1 persen Target pertumbuhan ekonomi Jambi berdasarkan RPJM-D Provinsi Jambi sebesar 7 hingga 7,5 persen terkoreksi menjadi 6,5 persen hingga 7 persen.
Hal ini dikarenakan menurunnya harga komoditi ekspor unggulan Jambi seperti sawit dan karet. Krisis tidak dapat dipastikan kapan akan berakhir. Provinsi Jambi harus sudah bersiap diri untuk menghadapi krisis ini, antara lain dengan mempercepat pelaksanaann APBD tahun 2009. ruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar